Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2015, 11:00 WIB
KOMPAS.com - Nama Toxic Shock Syndrome mungkin terdengar asing. Penyakit ini memang langka, tapi merupakan ancaman bagi wanita karena dikaitkan dengan penggunaan tampon saat haid.

Toxic Shock Syndrome (TSS) disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Bakteri tersebut bisa mengeluarkan racun dan memicu gejala berupa demam tinggi, diare, muntah, dan berbagai penyakit lainnya yang mengancam jiwa.

Model Lauren Wasser (24) merupakan salah satu yang pernah terinfeksi TSS beberapa tahun yang lalu. Ia bahkan harus kehilangan kakinya karena bakteri tersebut.

Penyakit ini sering dikaitkan dengan penggunaan tampon pada saat masa menstruasi. Tampon yang dimasukkan ke dalam vagina beresiko sebagai tempat berkembang biaknya bakteri dan tumbuh di dalam tubuh.

"Luka terbuka akibatgigitan serangga juga bisa menyebabkan TSS," kata Diana Hoppe, dokter Obstetri dan Ginekologi di California.

Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDCP), tahun lalu hanya ada 26 kasus TSS yang dilaporkan di AS. Walaupun penyakit ini sangat langka, tidak ada salahnya jika Anda mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut.

Gejala penyakit TSS hampir sama dengan flu, yakni demam tinggi (diatas 38,9 derajat celcius, muntah, diare, kulit menjadi merah (terutama pada telapak tangan dan telapak kaki), nyeri otot, tekanan darah rendah dan sakit kepala.

Setelah infeksi menyebar dengan cepat, akan menimbulkan masalah lain seperti gagal organ, kurangnya aliran darah, bahkan kematian.

Untuk mencegah penyakit TSS, sebaiknya ganti tampon atau pembalut setiap 4 - 8 jam sekali. Disarankan memakai pembalut jika Anda baru menjalani operasi atau ada luka kecil.

Jika Anda pernah menderita TSS sebelumnya, resiko kembali terkena TSS lebih besar. Maka dari itu, konsultasikan ke dokter sebelum memakai tampon. (Muthia Zulfa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com