Orang yang gagal menjalani suatu metode diet percaya mereka "kurang bisa mengendalikan" pola makannya. Tetapi menurut para ahli sebenarnya hal itu karena mereka mendapatkan nasihat yang salah tentang apa yang harus dimakan.
Peneliti mengungkap, respon yang diberi tubuh kita terhadap makanan yang diasup sehari-hari sangat unik. Misalnya, meskipun tomat disebut sebagai makanan sehat, namun nyatanya juga bisa menyebabkan gula darah meningkat.
Setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda terhadap makanan yang berbahan dasar tepung, seperti roti dan nasi. Ada yang lebih sensitif pada karbohidrat dibanding yang lain.
Contohnya, beberapa orang menemukan kadar gula darahnya turun ketika mengonsumsi lemak, namun tidak dengan yang lain.
Sementara itu, es krim dan pizza adalah makanan yang dapat meningkatkan gula darah pada sekelompok orang tertentu. Tapi hal itu belum tentu terjadi oleh yang lain.
Dan itu bukan hanya masalah menambah berat badan: kadar gula darah tinggi, bisa memicu diabetes dan dapat meningkatkan resiko penyakit jantung, hati, obesitas dan tekanan darah tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan Eran Segal dari Wizmann Institute disimpulkan, metode diet yang personal bisa membantu seseorang mendapatkan pola makan yang tepat.
Ia membuat pola monitoring diet dari 800 orang yang mewakili populasi di Israel dan juga 49.898 makanan. Tiap responden mencatat setiap hal yang mereka makan di aplikasi ponsel dan memonitor gula darahnya secara rutin di alat monitor glukosa. Pola tidur dan olahraga mereka juga dicacat.
Lalu data tersebut dianalisa di komputer untuk melihat apakah pengaruh makanan pada tubuh tiap individu.
"Sebagian besar rekomendasi untuk menurunkan berat badan didasarkan pada salah satu sistem penilaian, tapi yang sering dilupakan adalah bahwa tiap orang berbeda. Orang yang satu mempunyai efek yang berbeda dengan yang lainnya," kata Segal.
Ia menambahkan, diet yang personal (custom) sangat berguna untuk menggunakan nutrisi dari bahan pangan sebagai pengontrol gula darah dan kondisi medis lainnya.
Pada contoh kasus, seorang wanita obesitas setengah baya dengan kondisi pra-diabetes, gagal menjalani program penurunan berat badan selama bertahun-tahun. Akhirnya ia mengetahui bahwa tomat adalah pemicu meningkatnya gula darah.
Secara umum, makan makanan yang berserat sangat membantu untuk mengurangi kadar gula darah secara keseluruhan. Sementara kurang tidur, diet yang tidak tepat dan memiliki kolestrol tingggi bisa berdampak negatif pada gula darah.
Mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah juga tidak akan berguna karena tiap individu berbeda.
Alasan utama mengapa kita merespon makanan dengan berbeda-beda juga karena bakteri yang ada di dalam tubuh berbeda tiap orang. (Muthia Zulfa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.