KOMPAS.com - Terapi Antiretroviral (ARV) atau ART merevolusi pengobatan HIV dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa perkembangan terbaru, seperti obat-obatan yang dibuat dalam satu pil, membuat hidup orang dengan HIV lebih mudah dan aman.
“Saat ini HIV adalah penyakit kronis,” kata Brad Hare, MD, direktur medis dari Divisi HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum San Fransisco. “Ini seperti diabetes atau tekanan darah tinggi. Selama Anda mengelolanya dnegan baik, Anda punya harapan hidup lebih panjang dan kehidupan yang lebih sehat,” jelasnya.
Sayangnya, masih banyak mitos tentang pengobatan HIV yang beredar. Berikut ini adalah lima hal yang perlu Anda tahu tentang terapi ARV:
1. Obat-obatan dalam satu pil. Banyak orang dengan HIV minum satu pil sekali dalam sehari. Pil tersebut umumnya berisi kombinasi Atripla, Complera, atau Stribild, dikemas dengan semua bahan aktif yang dibutuhkan oleh tubuh. Kebanyakan orang tak membutuhkan lagi berbagai macam obat dengan jadwal dosis yang rumit.
2. Ada banyak pilihan. Beberapa orang membutuhkan obat-obatan kombinasi. Ada enam kelas obat ARV untuk HIVdan terdapat lebih dari 30 obat-obatan. Jika salah satu tidak bekerja dengan baik atau menyebabkan efek samping yang buruk, dokter masih memiliki banyak pilihan obat lain.
3. Pengobatan untuk waktu lama. Tak sedikit orang yang khawatir bahwa obat-obatan tersebut akan berhenti bekerja setelah penggunaan beberapa waktu dan mereka harus terus berganti obat lain. Untuk sekarang sebenarnya ini tak terlalu berisiko. “Selama Anda terus minum obat-obatan tersebut, manfaat yang sama akan tetap Anda rasakan hingga beberapa dekade,” ujar Hare.
4. Lebih sedikit efek samping. Pengobatan HIV sekarang jauh lebih aman dan lebih mudah untuk bertoleransi pada efek samping. Bagi kebanyakan orang, efek samping seperti sakit perut dan diare jarang terjadi, kalaupun terjadi cepat berlalu. Risiko jangka panjang biasanya adalah masalah kolesterol dan tulang yang melemah. “Meski begitu, risiko pengobatan masih jauh lebih rendah ketimbang risiko tanpa pengobatan,” kata Hare.
5. Segera lakukan pengobatan setelah terdiagnosis. Para pakar percaya semakin cepat menjalani pengobatan akan semakin baik. Namun, beberapa dokter memilih untuk menunggu hasil jumlah CD4 (yaitu pengukur sel kekebalan tubuh)turun ke titik tertentu. Jadi, diskusikan hal ini dengan dokter Anda.
Dokter biasanya juga akan memilih obat-obat terbaik untuk disesuaikan dengan kondisi masing-masing ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Pengobatan bisa ditentukan dari:
1. Seberapa disiplin Anda. Apakah Anda punya kesulitan mengingat kapan Anda harus minum obat? Beberapa pengobatan bisa lebih baik diberikan untuk mereka yang lebih mungkin melewatkan dosis yang harus diminum sekarang maupun nanti.
2. Kebiasaan makan. Anda harus minum obat-obatan bersama dengan makanan. Jika Anda memiliki kebiasaan makan yang tidak biasa, ada beberapa obat yang mungkin tidak cocok.
3. Ingin hamil. Atripla mengandung obat efavirenz dan ini tidak aman untuk wanita yang berencana untuk hamil, ibu hamil, dan ibu menyusui.
4. Pertimbangan masalah kesehatan lain. Beberapa obat-obatan HIV bisa berinteraksi dengan obat-obatan lain, seperti obat untuk asam lambung. Jika Anda memiliki kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau masalah kesehatan lain, jangan lupa untuk membicarakannya dnegan dokter. Karena, dokter akan memberikan obat yang minim menyebabkan gangguan.
5. Resistensi virus. Anda akan mendapatkan tes untuk menunjukkan apakah strain HIV yang Anda miliki ada resisten terhadap obat tertentu. Jika ya, Anda akan menggunakan obat lain sebagai gantinya.
Tetap teratur pada jalur