Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Latihan "Crossfit" Rentan Risiko Cedera Otot

Kompas.com - 17/12/2015, 16:03 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com — Meski terbilang olahraga berat, penggemar crossfit semakin lama semakin banyak. Pasalnya, olahraga ini mampu membantu membakar kelebihan lemak dan membentuk otot di hampir seluruh bagian tubuh. 

 

Crossfit adalah singkatan crossed fitness. Crossfit adalah latihan olah tubuh dengan intensitas tinggi, yang menggabungkan latihan kardio dan latihan beban dalam satu sesi.

 

Misalnya, gerakan pull-up dilanjutkan squat dan jump squat tanpa jeda sebanyak ratusan kali, kemudian lari sprint berkali-kali, lanjut dengan mengangkat barbel. Lari, lompat, push-up, pull-up, squat, dan angkat beban adalah dasar olahraga CrossFit.

 

Saat ini, menurut situs Examiner, ada 7.000 pelatih crossfit di seluruh dunia. Namun, dalam waktu dua tahun terakhir ini, beberapa kiropraktor melihat ada kenaikan signifikan jumlah pasien yang cedera terkait aktivitas crossfit yang berlebihan.

 

Penelitian yang dilakukan oleh Ohio State University dan dipublikasikan dalam Journal of Strength and Conditioning Research menyebutkan, 16 persen dari penggemar crossfit terpaksa berhenti berolahraga untuk sementara karena cedera otot.

 

Para peneliti mengatakan, hal ini bisa menjadi bukti lebih lanjut bahwa program latihan intensitas tinggi seperti crossfit berhubungan dengan tingkat cedera muskuloskeletal yang juga tinggi.

 

Mereka juga mengatakan bahwa pada level tertentu, crossfit tidak lagi terlalu banyak membantu pembentukan tubuh, terutama bagi pelaku olahraga yang bentuk tubuhnya sudah di atas rata-rata. Mungkin hal ini terjadi karena tubuh sudah mengalami "masa jenuh" atau yang biasa disebut masa Plato.

 

Pakar fisiologi olahraga Fabio Comana, MS, dalam artikelnya yang dimuat di situs American Council on Exercise, mengatakan, "Dengan crossfit, Anda dapat mencapai hasil latihan yang sangat bagus. Tetapi, jika latihan itu dirasa terlalu sulit, Anda bisa berhenti atau Anda akan terluka."

 

Pernyataannya ini didasarkan pada pengalamannya sendiri dan wawancara dengan 24 pelatih dan pengguna crossfit.

 

Bagi para penggemar crossfit, Anda tak perlu berhenti jika memang merasa aman-aman saja dan Anda mendapat hasil yang Anda harapkan.

 

Namun, dengarkan sinyal yang diberikan oleh tubuh. Jangan memaksakan diri jika timbul gejala sakit di bagian tubuh tertentu. Mungkin itu saatnya Anda sudah harus memodifikasi latihan atau ikut kelas olahraga yang lain. Atau, mungkin juga itu adalah tanda tubuh Anda harus beristirahat sejenak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau