Mereka yang memiliki manajemen stres buruk beresiko 1,5 kali lebih tinggi menderita diabetes dibandingkan dengan orang yang lebih tangguh menghadapi stresnya.
Menurut Casey Crump, Ph.D, stres kronik akan mengacaukan kemampuan tubuh mengatur kadar gula darah.
Saat stres, kadar hormon kortisol akan naik. Hormon yang juga berperan penting dalam respon "lawan atau tinggalkan" saat stres ini bisa memicu peningkatkan kadar gula darah.
Karenanya, saat ini berada dalam kondisi kecemasan terus menerus, tubuh tidak bisa membuat kadar gula darah kembali normal.
Selain stres, Crump menegaskan bahwa kebiasaan tidak sehat ikut berkontribusi. "Orang yang sedang stres juga lebih sering mengasup makanan tidak sehat dan level aktivitas fisiknya rendah. Perilaku itu menyebabkan kegemukan yang akhirnya menyebabkan resistensi insulin," katanya.
Memang kita tidak harus berhenti dari pekerjaan kita yang penuh stres, tapi jika kita mampu mengendalikan stres, maka dampak negatif dari tingginya kortisol ini tidak sampai merugikan kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.