Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2016, 09:03 WIB
Lily Turangan

Penulis

 

Sebuah penelitian oleh Chicago University di Amerika Serikat mengungkapkan, perilaku tak berperasaan pada psikopat dipicu oleh gangguan komunikasi saraf pada otak.

Gangguan terjadi pada bagian otak yang berperan memunculkan rasa kasih sayang dan kepedulian, termasuk area korteks prefrontal ventromedial dan amigdala--sekumpulan saraf yang berperan penting dalam pengolahan emosi seperti rasa takut, marah, dan senang.

Profesor Robert Hare, psikolog yang dijuluki Bapak Psikotik Dunia, dalam bukunya yang berjudul "Without Conscience" mengatakan, bahwa penyebab dari prilaku psikopatik masih belum bisa diprediksi secara pasti, apakah hal tersebut merupakan pengaruh dari faktor eksternal (kehidupan sosial, lingkungan) ataukah faktor internal (genetik, kerusakan fungsi otak). Tapi, ada kemungkinan gabungan keduanya.

Selain harus siap melihat perilaku yang dianggap tidak berperasaan dari anak, orang tua juga harus siap dengan sikap manipulatif yang dilakukan oleh anak dengan kecenderungan psikopatik. Orangtua, seyogianya mencari tahu di mana kelemahan dirinya sendiri yang mudah dimanipulasi, sehingga bisa membentengi diri.

Empati adalah sesuatu yang diajarkan. Pada beberapa anak, konsep empati sangat mudah dipelajari dan diterima.

Pada anak dengan kecenderungan psikopatik, hal ini sulit diterima. Tapi, dengan bantuan psikolog berpengalaman, orangtua dapat menentukan terapi yang tepat untuk terus melatih otak dan perilaku anak berempati terhadap sesamanya.

Ini dilakukan demi mencegah dia menghalalkan segala cara, termasuk kekerasan dan tipuan, untuk mencapai keinginannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com