Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2016, 13:22 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kanker payudara bisa mengeluarkan bau yang tidak sedap jika tidak terdeteksi sejak dini dan tidak segera mendapat penanganan. Apa penyebabnya? Dokter spesialis bedah onkologi Drajat Ryanto Suardi mengungkapkan, bau yang tidak sedap bisa muncul ketika terjadi luka pada kanker payudara.

Ia menjelaskan, kanker merupakan sel yang bisa menjalar dan memiliki enzim protease di dinding sel atau enzim yang mencerna protein. Sel kanker di payudara itu kemudian bisa tumbuh dengan cepat ke samping.

"Karena sel tumbuh dengan cepat, bagian tengah biasanya enggak kebagian makanan karena pembuluh darah lebih aktif, terutama bagian tepi. Karena bagian tengah enggak kebagian makanan, sel-selnya mati, karena itu jadilah jaringan mati yang berbau tidak nyaman," terang Drajat saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/2/2016).

Jika didiamkan, pada jaringan mati dapat hidup kuman anaerob. Anaerob adalah kuman yang dapat hidup tanpa oksigen. Dengan tumbuhnya kuman tersebut, jaringan yang mati pada payudara itu pun semakin mengeluarkan bau yang tidak sedap. Luka pada payudara juga akan semakin meluas.

"Jika luka tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian," kata dokter yang praktik di RS Kanker Dharmais, Jakarta ini.

Mengenai stadium, lanjut Drajat, tidak hanya dilihat dari luka pada kanker payudara saja. Stadium kanker payudara ditentukan oleh T atau tumor, N atau Nodul, dan M atas metastasis.

Untuk kanker yang luka, meski ukuran tumor tumor kecil sudah termasuk kategori T4. Jika sudah terjadi penyebaran atau metastasis, maka pasien sudah menderita kanker stadium IV.

Drajat mengatakan, penyebaran pada kanker payudara biasanya terjadi di paru-paru, tulang, hingga otak.

Untuk itu, deteksi dini kanker payudara sangat penting mengingat jenis kanker ini paling banyak diderita wanita. Jika diketahui dan ditangani lebih dini, penyembuhan kanker payudara akan lebih mudah dan singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau