"Tadinya kanker masih stadium satu atau dua. Lalu pergi ke pengobatan alternatif dulu, tapi enggak sembuh. Akhirnya baru datang berobat ke Dharmais saat sudah stadium lanjut," ujar Hardina seusai diskusi "Kanker Payudara Bukan Tabu, Semua Berhak Tahu" di Jakarta, Jumat (18/12/2015).
Hardina mencontohkan, ada pasien yang sudah terdeteksi kanker pada stadium II. Tetapi, kemudian lebih memilih ke pengobatan alternatif. Akibat tidak ditangani secara tepat dengan prosedur medis, kanker payudara telah menyebar ke otak.
Seperti diketahui, kanker merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal. Sel tersebut bisa membelah diri dengan cepat dan tidak terkontrol sehingga dapat menyebar ke organ tubuh lainnya.
Hal senada dikatakan Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Soehartati Gondhowiardjo. Tati menilai banyak masyarakat yang lebih percaya dengan pengobatan alternatif, seperti obat herbal atau metode penyembuhan di luar prosedur medis.
"Coba berapa banyak teman yang telepon sana sini menyarankan pengobatan macem-macem saat tahu Anda terkena kanker? Begitu datang terlambat, pengobatannya signifikan berbeda dibanding yang datang stadium satu dan dua," papar Tati.
Sebanyak 98 persen pasien kanker payudara yang terdeteksi pada stadium awal dan langsung menjalani pengobatan medis memiliki usia harapan hidup yang tinggi. Untuk itu, deteksi dini sangat penting. Jika sudah terdeteksi sejak awal, segeralah menjalani pengobatan medis di rumah sakit.