Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2016, 21:57 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Seorang wanita Brasil tak hanya memiliki perut lebih rata dan payudara lebih besar setelah operasi plastik. Ia juga menderita kleptomania selama beberapa minggu.

Setelah beberapa hari rampung operasi kosmetik, seorang wanita berusia 40 tahun melaporkan mulai mengalami pikiran mengganggu berulang dan dorongan kuat untuk mencuri. Hal ini dilaporkan di jurnal daring BMJ Case Reports.

Penjelasan paling mungkin untuk gejala itu adalah si wanita itu mengalami kekurangan aliran darah ke otak di beberapa titik selama atau segera setelah prosedur operasi.

Demikian kata pelapor kasus, Dr. Fabio Nascimento yang saat ini bertugas sebagai ahli saraf di Toronto Western Hospital Kanada. Dulu ia merupakan bagian dari tim medis selama wanita itu dirawat di rumah sakit di Brasil saat hal itu terjadi.

Kekurangan aliran darah menyebabkan otak wanita tersebut kekurangan oksigen dan nutrisi, yang mengakibatkan gangguan fungsi dan kerusakan otak. Kerusakan ini sepertinya mengganggu sirkuit tertentu di otak yang menyebabkan gejala neurologi yang diamati setelah operasi.

Tentu saja ada tanda-tanda wanita tersebut mengalami kelainan mental segera setelah prosedur kosmetik yang terdiri dari sedot lemak, tummy tuck, perbesaran payudara dan pengecilan lengan.

Prosedur itu dilakukan pada 2013. Wanita itu merasa sangat lemah, bingung dan apatis setelah operasi. Ia juga mengalami penyimpangan memori.

Ketika dokter memerintahkan pemeriksaan MRI untuk mengetahui mengapa wanita itu mengalami gejala tersebut, terlihat penurunan aliran darah di bagian-bagian tertentu di otak juga cedera otak akibat kekurangan oksigen di sel-sel daerah yang disebut caudate nucleus yang berhubungan dengan memori dan pembelajaran. Wanita itu sebelumnya tak memiliki riwayat masalah kesehatan mental atau penyalahgunaan obat.

Setelah pulang ke rumah, wanita itu mulai mengalami gejala kleptomania, yaitu keinginan besar untuk mencuri yang diikuti dengan perasaan lega usai melakukannya. Gangguan kleptomania itu hanya berlangsung beberapa minggu. Tetapi hal itu cukup lama membuat wanita itu bermasalah dengan hukum.

Suatu hari ketika belanja hadiah untuk teman anaknya, ia merasa dorongan sangat kuat untuk mencuri barang tertentu dari toko kendati ia punya uang banyak untuk membelinya. Ia mengambilnya dari ruang pajang dan menyimpan di tas dan meninggalkan toko.

Petugas keamanan mengamati pencurian itu dan menangkapnya sebelum wanita itu naik mobil. Wanita itu dibawa ke kantor polisi dan dilepaskan setelah dokter menjelaskan kondisi psikiatri temporer yang dialaminya itu.

Wanita itu tidak membutuhkan pengobatan untuk serangan kleptomania sementara itu dan cedera otaknya pulih kembali dengan sendirinya. Otak mampu menyembuhkan diri sendiri karena mengalami reorganisasi koneksi otak setelah terjadi cedera.

Literatur medis melaporkan sejumlah kasus kleptomania lain pasca cedera otak traumatis, operasi otak atau setelah sel otak kekurangan oksigen seperti wanita Brasil itu. "Namun kejadian ini sangat tidak biasa," kata Nascimento.

Gejala meurologis atau psikiatris itu dapat terjadi sebagai dampak sebuah operasi. Bentuknya dapat berupa masalah memori temporer atau jenis tak biasa seperti kleptomania. Kelainan itu bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau