KOMPAS.com - Tak hanya harus rajin olahraga, untuk menjadi sehat juga perlu tidur yang cukup pada malam hari.
Sebuah penelitian mengungkapkan, tidur selama tujuh hingga delapan jam per hari dan olahraga 30-60 menit per hari selama tiga kali seminggu, bisa mengurangi risiko stroke.
Temuan ini dipresentasikan para peneliti dari New York University School of Medicine dalam pertemuan di American Stroke Association's International Stroke Conference di Los Angeles.
Penelitian dilakukan terhadap 288.888 orang dewasa dalam survei yang dilakukan dari tahun 2004-2013. Penelitian menunjukkan, sejumlah pemuda yang tidur 7-8 jam per hari 25 persen lebih kecil risikonya terkena stroke.
Peneliti juga mengamati aktivitas olahraga para pemuda, seperti lari, berenang, dan bersepeda.
Sementara itu, mereka yang tidurnya kurang dari tujuh jam, 22 persen lebih berisiko stroke. Stroke bisa terjadi ketika aliran darah ke otak tidak lancar. Stroke menyumbang kasus kematian cukup tinggi setelah jantung dan kanker di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Stroke bisa menyebabkan kecacatan ketika fungsi otak telah mengalami kerusakan. Faktor risiko stroke antara lain, merokok, minum alkohol, kelebihan berat badan, dan jarang olahraga. Stroke juga bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Umumnya, stroke menyerang pada usia di atas 55 tahun. Namun, meningkatnya gaya hidup yang tidak sehat menyebabkan kasus stroke juga ditemui pada usia muda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.