KOMPAS.com - Anafilaksis adalah gejala reaksi alergi yang sangat parah dan bisa mengancam nyawa jika tidak segera diatasi dengan benar. Tidak semua penderita alergi memiliki anafilaksis dan pemicu anafilaksis pada tiap penderita, berbeda-beda. Inilah beberapa alergen (pemicu alergi) yang paling banyak menyebabkan anafilaksis.
Kacang
Kacang adalah salah satu penyebab paling umum kematian akibat alergi yang berhubungan dengan makanan. Kacang dapat memicu anafilaksis - reaksi alergi parah yang bisa berakibat fatal, bahkan mengancam nyawa, jika tidak segera ditangani.
Biasanya, gejala muncul beberapa menit setelah pemaparan. Tapi bisa juga dalam hitungan detik atau jam.
Hubungi nomor gawat darurat atau nomor telepon dokter pribadi Anda jika mengalami gejala seperti bengkak, gatal-gatal, kesulitan bernapas, denyut nadi cepat, atau pusing.
Kerang dan ikan
Kerang-kerangan seperti udang, lobster, dan kepiting adalah pemicu anafilaksis bagi sebagian orang. Alergi kerang dan ikan alergi bisa sangat serius, sehingga kadang-kadang walau hanya menghirup uapnya saja bisa memicu reaksi alergi.
Beberapa kemungkinan reaksi alergi yang muncul adalah, pembengkakan jaringan tubuh dan penyumbatan saluran udara sehingga penderitanya merasa sesak napas dan bermasalah dengan jantungnya.
Biji-bijian
Biji wijen yang kecil juga dapat menyebabkan reaksi anafilaksis pada beberapa orang. Kacang-kacangan seperti lentil, kacang polong, kacang kedelai, dan kacang-kacangan lainnya juga dapat menyebabkan reaksi alergi yang membahayakan. Begitu juga dengan kacang mete dan kenari.
Susu, gandum dan telur
Selain kacang, anak-anak juga sering alergi terhadap gandum, susu, dan telur. Ketiga bahan makanan ini seringkali tersembunyi di dalam makanan lain, misalnya kue bolu biasanya mengandung telur dan susu, atau roti mengandung gandum.
Baca label kemasan dengan saksama atau tanyakan kepada penjualnya, apakah makanan yang Anda beli mengandung gandum, susu dan telur. Kedelai bisa tampil dengan nama lain pada kemasan, yaitu lesitin dan whey untuk susu.
Semut dan Kutu
Beberapa orang juga ada yang menderita alergi berat terhadap gigitan serangga yang berjalan di tanah seperti semut dan kutu.
Kenakan alas kaki tertutup jika Anda curiga ada banyak semut di daerah sekitar Anda. Bersihkan dan rajin menjemur alas tidur serta sofa untuk mencegah keberadaan kutu.
Serangga terbang
Lebah juga dapat menyebabkan anafilaksis. Jika Anda memiliki reaksi terhadap sengatan atau mencurigai alergi, pertimbangkan untuk suntikan alergi.
Jika menurut Anda, Anda alergi berat terhadap gigitan serangga terbang seperti lebah, minta kepada dokter spesialis alergi untuk memberikan suntikan alergi.
Suntikan alergi efektif mencegah anafilaksis. Hindari memakai parfum atau cologne dan warna-warna cerah karena dapat menarik serangga untuk mendekati Anda.
Obat-obatan
Penisilin dan antibiotik lainnya juga bisa memicu anafilaksis. Begitupun dengan obat kemoterapi, pewarna obat, dan relaksan otot yang digunakan dalam anestesi.
Untuk mencegah anafilaksis terkait obat, dokter mungkin menyarankan suntikan alergi atau meresepkan obat yang berbeda.
Olahraga
Ada beberapa orang benar-benar alergi terhadap olahraga, namun kasusnya sangat jarang terjadi. Aktivitas fisik seperti berjalan, menari, atau berenang dapat menyebabkan beberapa orang merasa kepayahan dan sesak napas akut.
Minta dokter menguji reaksi alergi Anda untuk memastikan apakah Anda memang alergi olahraga atau tidak. Dokter juga akan bisa memberitahu batasan yang gerak fisik yang aman untuk Anda.
Penanganan Darurat Alergi
Obat Epinefrin dapat mencegah atau membalikkan gejala anafilaksis. Anda bisa meminta kepada dokter untuk membekali Anda epinefrin dan melatih Anda cara menyuntikkannya.
Jika Anda berpikir Anda mengalami reaksi anafilaksis, segera suntikkan epinefrin, kemudian hubungi dokter Anda atau layanan medis gawat darurat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.