Kepala Dinas DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengungkapkan, gejala flu burung mirip dengan flu biasa. "Gejalanya flu, demam, pilek, batuk, tapi disertai dengan sesak napas. Kalau flu biasa kan enggak sesak napas," kata Koesmedi saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/3/2016).
Demam tinggi bisa mencapai lebih dari 38 derajat celsius, disertai pusing, hingga nyeri otot. Terkadang dikira penyakit demam berdarah dengue. Jika tidak cepat ditangani, virus flu burung bisa menyebabkan kematian.
Jika warga sekitar mengalami gejala tersebut, sebaiknya langsung dibawa ke Puskesmas terdekat. Risiko infeksi flu burung akan dilihat apakah warga tinggal bersama unggas atau pernah kontak langsung dengan unggas yang terkena virus flu burung.
Koesmedi mengatakan, telah dilakukan penyuluhan terhadap warga yang tinggal di dekat lokasi matinya puluhan unggas di Cilandak.
Sebanyak 20 unggas (10 entok dan 10 ayam) yang mati secara mendadak itu telah dimusnahkan dengan cara dipotong dan kemudian dikubur oleh Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) Jakarta Selatan, Jumat lalu.
Semua proses pemusnahan tersebut dilakukan oleh petugas yang mengenakan seragam khusus.
Sementara itu, sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengendalian, Pemeliharaan, dan Peredaran Unggas, Pemprov DKI Jakarta menyita unggas milik perorangan di pemukiman tanpa memberikan ganti rugi.