JAKARTA, KOMPAS.com - Di Indonesia, diperkirakan 67.000 orang meninggal dunia karena TB setiap tahunnya atau 6-7 orang meninggal per hari.
Upaya penurunan kasus TB terus dilakukan untuk mencapai target dunia mengeradikasi TB tahun 2050. Pemerintah Indonesia sendiri mencanangkan program TOSS TB (Temukan, Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis).
"Kita berupaya menemukan 500.000 kasus dalam satu tahun dan kita beri pengobatan sampai sembuh," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan HM Subuh dalam jumpa pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Subuh mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan dana untuk 600 ribu paket obat. Selain itu, sebanyak 10 ribu Puskesmas akan diberikan mikroskop terbaru untuk mendeteksi kuman TB.
"Kalau kita mau menurunkan kasus ini, harus dengan cara yang progresif. Bukan hanya menurunkan, cita-cita kita eliminasi, bahkan eradikasi tahun 2050," kata Subuh.
Penyakit TB bisa sembuh total jika pasien minum obat secara teratur dan tuntas. Meski demikian, penularan terus terjadi, karena cukup banyak pasien TB tidak berobat dengan tuntas. Lamanya pengobatan, minimal 6 bulan, membuat banyak pasien bosan konsumsi obat.
Sejak kuman TB ditemukan pada 24 Maret 1882 oleh mikrobiolog Jerman Robert Koch, belum ada negara yang dinyatakan bebas TB.
Pasien TB juga kerap mendapat stigma dari masyarakat, bahkan keluarga sendiri. Stigma hanya akan menghambat proses penyembuhan, sehingga penularan justru akan terus terjadi.
Subuh mengatakan, pemerintah pun melakukan pendekatan kepada keluarga pasien TB. Keluarga harus memberikan dukungan dan mengingatkan pasien TB untuk konsumsi obat hingga tuntas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.