Jakarta, Kompas - Pemberantasan sarang nyamuk digencarkan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebar demam berdarah dengue.
Meski begitu, tidak semua orang sadar untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebar DBD.
Petugas pencegahan dan pemberantasan penyakit dari Puskesmas Cengkareng meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Daryono, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit DBD Puskesmas Cengkareng, Kamis (31/3), mengatakan, kegiatan PSN ditambah dari dua kali menjadi tiga kali dalam sepekan. Menurut dia, beberapa faktor penyebab banyaknya kasus DBD di Cengkareng adalah lingkungan padat penduduk, sanitasi buruk, dan kebiasaan penduduk menampung air bersih di ember dan gentong. Selain kebersihan warga dan lingkungan, DBD juga dipengaruhi oleh cuaca ekstrem.
"Petugas jumantik menjadi ujung tombak sosialisasi perilaku hidup bersih. Mereka juga bertugas mengecek tempat penampungan air di setiap rumah warga," ujar Daryono.
Puskesmas juga membagikan sekitar 200 kilogram abate untuk warga di daerah tertentu. Abate diberikan kepada kader jumantik untuk selanjutnya dibagikan kepada warga. "Besok (Jumat), kami juga menggelar PSN serentak di Duri Kosambi. Di RW 001, kasus DBD masih tinggi," katanya.
Azizah (29), warga RT 004 RW 011 Kelurahan Cengkareng Barat, tidak membuang barang bekas yang terdapat di pekarangan rumahnya, yang berpotensi digenangi air, dengan alasan tidak sempat karena lebih sering tinggal di rumah orangtuanya di kawasan Tebet.
Lurah Cengkareng Barat Mohamad Hatta telah menugasi pengurus RW dan puskesmas untuk sigap melakukan penyelidikan epidemiologi setiap kali ada warganya yang terserang DBD. Penyelidikan dilakukan dalam radius 100 meter dari lokasi tempat tinggal warga yang terserang penyakit DBD.
Petugas memeriksa penampungan air dan tempat lain yang dapat menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk. "Jika ditemukan jentik nyamuk, kami melakukan pengasapan untuk mematikan nyamuk," ujar Hatta.
Menurut anggota staf Humas RSUD Cengkareng, Muhammad, pengasapan tidak signifikan mengurangi jumlah nyamuk DBD. Pengasapan yang terlalu sering justru membuat nyamuk jadi kebal.
Di Cilincing, Jakarta Utara, warga mengatakan, pengasapan sudah beberapa kali dilakukan. Namun, beberapa warga tetap terkena DBD dan harus dirawat di rumah sakit.
Nurhayati (36), warga RT 007 RW 008, Kebantenan, Semper Timur, Cilincing, mengatakan, petugas sudah melakukan pengasapan sebanyak lima kali. Kader jumantik pun rutin memeriksa rumah setiap Jumat. Namun, penderita DBD tetap ada, termasuk anaknya.
Penderita bertambah
Di RSUD Cengkareng, sepanjang Maret 2016, terdapat 373 pasien demam berdarah. Angka tersebut meningkat 61 persen dari Februari 2016 sebanyak 230 pasien. Sementara pada Januari 2016 rumah sakit hanya menangani 85 pasien.
Di RSUD Koja, terdapat 52 anak dan 57 orang dewasa yang dirawat karena DBD, Kamis. Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Koja Mega Arista mengatakan, jumlah pasien meningkat sekitar 20 persen sejak Februari lalu. Meskipun demikian, angka ini masih normal.