BENGKULU, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek mengingatkan pentingnya menjaga hutan bakau (mangrove), karena kawasan tersebut merupakan tempat bersarangnya nyamuk Anopheles penyebab malaria.
Hal ini diungkapkan Menkes di Kabupaten Seluma dalam peringatan Hari Malaria Se-Dunia, Senin (25/4/2016).
"Hutan bakau jangan dirusak karena itu sarangnya nyamuk pembawa malaria, kalau lingkungan mangrove dirusak maka nyamuknya akan lari ke rumah penduduk," kata Nila F. Moeleok.
Rusaknya hutan bakau belakangan ini, lanjut Menkes, disebabkan oleh tata ruang wilayah yang tak mengindahkan kondisi lingkungan hidup.
Jentik nyamuk juga banyak ditemukan di wilayah Laguan atau lubang bekas bahan galian.
Dalam menangani wabah malaria, Kemenkes melakukan beberapa program. Pertama akslerasi, berupa pembagian kelambu secara massal di Indonesia Timur, penemuan kasus secara aktif ke rumah penduduk, dan melawan wabah malaria dengan kerjasama lintas sektoral. Kedua, intensitas yakni pemberian kelambu secara kolektif, dan terakhir eliminasi.
Secara nasional terdapat 238 kabupaten/kota yang telah memasuki tahapan eliminasi malaria. Sementara angka kasus 0,85 per 1.000 penduduk terjadi temuan kasus malaria.
Indikator sebuah daerah bebas malaria adalah annual parasite incidence (API) di bawah 1 per 1.000 penduduk, tidak terdapat kasus malaria pada penduduk lokal yang tidak pernah bepergian, dan adanya pengamatan ketat keluar-masuknya penduduk di wilayah terkait.
Sementara itu Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti, berkomitmen pada tahun 2020 Bengkulu akan bebas malaria. Sejauh ini terdapat dua kabupaten di daerah itu yang sudah tereliminasi malaria yakni Kepahiang dan Rejang Lebong.
Selain itu, Pemprov Bengkulu berkomitmen memberantas malaria dengan cara memastikan setiap kabupaten/kota di Bengkulu termasuk Provinsi Bengkulu menganggarkan dana kesehatan minimum 5 persen di masing-masing APBD.
"Kami akan anggarkan dana kesehatan termasuk pemberantasan malaria di APBD minimum 5 peren," kata Ridwan Mukti. Lebih lanjut dikatakan gubernur, untuk mempercepat pengurangan malaria di daerahnya dibutuhkan juga support pemerintah pusat dalam upaya perbaikan infrastruktur desa.
"Di Kabupaten Seluma tuan rumah Hari Malaria Se-dunia terdapat 100 desa tertinggal, jalan, listrik, jembatan yang buruk, kami membutuhkan bantuan dana pusat untuk mempercepat perbaikan infrastruktur dalam upaya memerangi malaria ini," sambung gubernur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.