JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang bisa dirusak oleh kebiasaan merokok adalah paru-paru. Paru-paru merupakan bagian penting dalam sistem pernapasan manusia.
Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Persahabatan Agus Dwi Susanto mengungkapkan, kebiasaan merokok awalnya akan mengganggu fungsi silia, yaitu pembersih saluran napas.
Silia atau bulu getar berfungsi menangkal benda asing yang masuk ke saluran napas agar tidak masuk ke dalam organ tubuh yang lebih dalam.
Nah, asap rokok yang mengandung ribuan bahan kimia membuat silia harus bekerja keras menyaring benda asing. Hingga akhirnya fungsi silia menurun atau tidak berfungsi sama sekali.
"Pergerakan silia menurun sampai 50 persen hanya dengan dua atau tiga kali isapan asap rokok. Karena itu, terjadinya infeksi akan lebih tinggi," terang Agus.
Perokok akan mudah batuk-batuk dan produksi dahak berlebihan. Akibat tidak berfungsinya silia, perokok aktif lebih berisiko tinggi terkena bronkitis kronis atau infeksi pada paru-paru yang berlangsung lama.
Perokok juga mengalami penyempitan saluran napas kronik atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ini mengungkapkan, sebanyak 92 persen pasien PPOK di RS Persahabatan memiliki riwayat merokok.
"Pada PPOK, saluran napas seperti pipa cerobong yang berkarat. Semakin tinggi kebiasaan merokok, kasus PPOK semakin tinggi," jelas Agus.
Gejala PPOK antara lain napas sesak atau berat, batuk kronik, dan berdahak. Kasus penyakit tuberkulosis umumnya juga terjadi pada perokok.
Pada akhirnya, perokok aktif akan mengalami penurunan fungsi paru. Lebih buruk lagi, perokok aktif berisiko tinggi terkena kanker paru yang menjadi salah satu penyakit kanker paling mematikan. Agus mengatakan, berdasarkan penelitian di RS Persahabatan, sebanyak 43,4 persen wanita dan 83,6 persen pria yang terkena kanker paru adalah perokok.
Agus mengingatkan, perokok pasif atau yang sering terpapar asap rokok juga berisiko terkena penyakit pada sisem pernapasan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.