KOMPAS.com - Masih dalam semangat hari Tanpa Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 31 Mei, kami mengajak Anda untuk mengingat kembali bahaya rokok bagi kesehatan diri dan orang di sekitar kita.
Di Indonesia, kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok masih kalah gencar dengan iklan-iklan rokok. Zat yang menimbulkan adiksi dan juga menggerogoti penyakit ini dicitrakan sebagai produk yang tak berbahaya dan tak perlu diatur.
Tak heran jika Indonesia masih jadi surga para perokok. Data terbaru dari The Tobacco Atlas 2015 menunjukkan, sebanyak 66 persen pria di Indonesia merokok. Fakta ini menjadikan Indonesia meraih peringkat satu dunia untuk jumlah pria perokok di atas usia 15 tahun.
Prevalensi perokok di Indonesia setiap tahunnya juga mengalami peningkatan, baik perokok pria maupun wanita. Jumlah seluruh perokok di Indonesia diperkirakan lebih dari 90 juta orang.
Tingginya jumlah perokok di Indonesia turut meningkatkan jumlah pasien penyakit tidak menular, seperti stroke, penyakit jantung, atau gangguan paru. Pada akhirnya beban kesehatan negara pun ikut membengkak membiayai penyakit-penyakit berbiaya tinggi itu.
Berbagai kampanye bahaya rokok sebenarnya ditujukan bagi para remaja atau perokok pemula agar segera menghentikan kebiasaannya. Orang yang merokok sejak remaja biasanya akan sulit melepaskan diri dari adiksi nikotin.
Untuk lebih dalam memahami bahaya rokok, Kompas.com menyajikan konten interaktif bertajuk Hari Tanpa Tembakau, Tentang Rokok dan Hal-hal yang Perlu Anda Tahu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.