Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2016, 19:19 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

KOMPAS.com – Segelas es teh manis berwarna kecoklatan dengan bulir-bulir air membasahi gelas terlihat begitu menyegarkan, pas untuk berbuka puasa. Terbayang, saat minuman itu mengalir masuk ke mulut, manisnya membuat lidah ketagihan. Kerongkongan yang seharian kering kerontang tiba-tiba basah dan segar.

Memang, minuman manis kerap jadi menu pembuka bagi orang yang berpuasa setelah seharian menahan lapar dan haus. Tak cukup di situ, menu berikutnya tak kalah manis, kolak atau es buah bersirup kerap disantap pula.

Jika Anda berharap puasa merupakan ajang membentuk badan ideal, maka pupus sudah harapan ini. Hidangan di atas malah akan membuat berat badan naik, walaupun Anda sudah sebulan berpuasa. Kok begitu?

Dokter spesialis gizi klinik, Saptiawati Bardosono, menjelaskan bahwa berat badan bertambah saat puasa disebabkan kesalahan jenis dan jumlah konsumsi makanan.

"Minuman dan makanan manis membuat otak cenderung tidak cepat merasa dipuaskan, meskipun kalori yang diminum sebenarnya sudah banyak," kata Saptiawati dikutip Kompas.com, Senin (30/6/2014).

Kompas.com/Sri Anindiati Nursastri Aneka kolak, es buah, dan es blewah marak dijual saat bulan Ramadhan. Sayangnya, kebanyakan makanan ini mengandung gula tinggi.

Tak hanya itu. Makanan dan minuman manis olahan—termasuk biskuit, coklat, atau permen—merupakan jenis karbohidrat sederhana yang mudah dicerna tubuh menjadi gula darah.

Saat dikonsumsi, gula darah akan melonjak tinggi kemudian turun dengan cepat. Tubuh menjadi lemas, mudah mengantuk, dan mudah lapar walau konsumsi kalori sebenarnya sudah cukup.

"Belum lagi dampak minuman dan makanan manis yang bikin ketagihan. Setelah minum atau makan yang manis-manis, orang lebih mungkin untuk ingin makan manis-manis lagi," tutur Saptiawati.

Jika Anda berniat memiliki tubuh singset saat lebaran nanti, sebaiknya ganti menu pembuka dengan makanan manis yang sehat seperti kurma atau buah-buahan lain. Kurma pun sebenarnya lebih baik yang langsung matang dari pohon. Rasanya tak terlalu manis dan sedikit sepet, berbeda dengan kurma di toko-toko kelontong dalam negeri.

Namun jika Anda lebih memilih buah lain, konsumsi jenis yang mengandung banyak air semisal semangka dan melon. Tak lupa, perbanyak pula asupan air putih agar terhindar dari dehidrasi.

Selain itu, menu utama berbuka puasa harus diperhatikan pula. Zat gizi yang paling dibutuhkan tubuh setelah seharian puasa adalah karbohidrat kompleks yang bisa ditemukan pada nasi merah, nasi hitam, dan kentang rebus.

Karbohidrat jenis ini kaya serat sehingga diserap tubuh perlahan-lahan. Dengan begitu, gula darah pun naik secara berkala dan dimasukkan pelan-pelan ke sel oleh insulin. Sudah tubuh lebih sehat, timbangan menyusut pula.

Selain itu, protein juga zat penting bagi tubug. Ikan, daging, atau putih telur wajib masuk menu. Sebaliknya, makanan berlemak tinggi seperti gorengan atau makanan cepat saji lebih baik dihindari. Jika tidak, berat badan dipastikan sukses bertambah.

Jumlah

Tidak hanya jenis makanan dan minuman saja yang perlu dipilah hati-hati. Anda pun wajib waspada dengan jumlah asupan selama bulan Ramadhan.

Rumus sederhana untuk menurunkan berat badan adalah energi yang dibakar harus lebih banyak daripada yang ditimbun. Artinya, konsumsi harus dibatasi. Jangan kalap ketika menyantap hidangan buka puasa.

"Kalau sahur (porsinya) normal, buka (juga) normal, berat badan bisa turun karena waktu makan kita juga tidak sebanyak hari biasa," kata dokter gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fiastuti Witjaksono, disaring nationalgeographic.co.id, Kamis (18/6/2015).

Selain jumlah asupan, total aktivitas wajib jadi catatan pula. Saat bulan puasa biasanya kita kurang bersemangat untuk bergerak, apalagi berolahraga. Padahal, untuk menunjang program menurunkan berat badan, olahraga perlu dilakukan.

THINKSTOCKPHOTOS Gunakan aplikasi kesehatan untuk membantu Anda menurunkan dan menjaga berat tubuh ideal.

Agar tak terserang dehidrasi, lakukan olahraga pada sore hari menjelang buka puasa. Tak usah terlalu berat, lari ringan sejauh satu kilometer cukup membakar lemak. Atau, jika memungkinkan, Anda bisa memasukkan jadwal olahraga setelah berbuka puasa.

Karena banyak hal perlu diperhatikan, lebih baik Anda memanfaatkan aplikasi yang bisa membantu menjaga asupan dan aktivitas. Pilih aplikasi yang punya fitur daily activity agar menu makanan dan waktu konsumsi bisa diatur. Misalnya, jumlah makanan saat sahur atau berbuka puasa.

Tak hanya itu, waktu untuk mencukupi kebutuhan cairan cukup mepet saat bulan puasa. Karena itu, lebih baik aplikasi juga bisa membantu Anda mengatur frekuensi minum air putih tiap hari. Aplikasi Medcare, misalnya, memiliki fitur pengaturan total minuman dalam satu hari.

Aplikasi yang kompatibel dengan sistem operasi IOS dan Android ini bisa pula menjadwalkan waktu olahraga dan istirahat Anda. Jika sudah begini, tak ada lagi alasan lupa. Paling penting, motivasi Anda harus tinggi.

Selamat berpuasa!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com