KOMPAS.com – Opor berkuah kuning ditambah taburan bawang goreng siap menemani potongan-potongan ketupat dan daging semur, ada di meja makan. Lalu, di meja tamu ada manisnya tiga sekawan, putri salju, nastar, dan kastengel.
Seperti itulah kira-kira gambaran suasana lebaran di dalam rumah masyarakat Indonesia pada umumnya. Meja makan dipenuhi berbagai menu yang mengandung berjuta kenikmatan sekaligus beragam efek samping.
Menu-menu tersebut sebenarnya tidak masalah untuk sesekali dikonsumsi, laiknya bila kita menghadiri perjamuan atau pesta.
Baca juga: Usai Diperiksa Kejagung, Ahok: Saya Juga Kaget, Kok Gila Juga
Namun, deretan makanan ini menjadi perkara ketika disantap penyandang gangguan metabolisme atau komplikasi penyakit. Misalnya, bila disantap penderita diabetes.
Seorang diabetesi—penderita diabetes—memiliki kewajiban tak tertulis untuk selalu menjaga kadar gula darah dan kesehatan. Semua makanan seakan menjadi musuh ketika hari lebaran tiba.
Satu porsi opor ayam, misalnya, bisa mengandung 700 kalori. Jika dimakan bersama sepotong rendang, maka Anda sama saja menambah 897 kalori ke dalam tubuh.
Baca juga: Menag Majukan Lagi Libur Lebaran Jadi Tanggal 21 Maret agar Mudik Lebih Longgar
Padahal, rata-rata kalori yang dibutuhkan tubuh per hari adalah 1.000 kalori untuk wanita dan 2.500 kalori untuk pria.
Sebagian besar kalori dari makanan, layaknya opor dan rendang, yang tidak berubah menjadi energi nantinya akan tersimpan sebagai glukosa. Pada sistem tubuh yang sehat, insulin akan membuka reseptor sel dan menyerap glukosa secara otomatis.
Namun, hal terjadi sebaliknya pada tubuh penderita diabetes. Resistensi insulin membuat glukosa tidak dapat diserap dan mengendap dalam darah.
Baca juga: Gugat UU Hak Cipta, Ariel dkk Minta Boleh Nyanyikan Lagu Tanpa Izin Pencipta Asal Bayar Royalti
Mengonsumsi dua menu tersebut pada waktu pagi sama saja sudah menghabiskan jatah kalori harian dalam satu kali makan. Apabila kebablasan, penumpukan kalori pun terjadi dan kadar gula darah Anda malah meroket tinggi.
Nikmat dan sehat
Sebenarnya, menjaga kadar gula darah selama lebaran tidak berarti Anda harus mengindari santapan lebaran. Efek samping merupakan buah dari makan terlewat banyak atau sajiannya itu sendiri.
Anda tetap bisa makan enak asal cermat dalam memilih nikmat mana yang ingin dirasakan. Kalori dalam opor ayam menjadi tinggi karena pengaruh kuah santannya.
Baca juga: Jampidsus Dilaporkan ke KPK, Kejagung: Satu Insan Diperlakukan Tidak Adil, Berarti Hadapi Institusi
Selain itu, selektiflah dalam menyendok lauk saat makan. Hindari memakan beberapa lauk sekaligus dalam jumlah banyak, karena Anda sama saja menimbun kalori dalam waktu bersamaan.
Sama halnya dengan makanan besar, kue-kue pun mengandung jumlah kalori yang patut diwaspadai. Dalam 100 gram nastar tersimpan 139 kalori, sedangkan brownies dengan berat sama mengandung 671 kalori.
Baca juga: Kronologi Lengkap Kasus Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron, Dispatch Ikut Buka Suara
Saat menyantap beragam makanan di atas, tidak ada salahnya bila Anda seimbangkan dengan mengonsumsi air putih. Minuman netral ini dapat membuat seseorang merasa kenyang lebih lama dan membantu tubuh mengeluarkan racun melalui keringat serta air seni.
Terakhir, selalu pantau kadar gula darah Anda secara berkala. Hari ini, Anda sudah bisa melakukannya secara mandiri dengan piranti uji gula darah, seperti OneTouch Ultra 2. Hasil tes akan langsung terpampang setelah Anda memasukkan test strip dan membubuhkan tetes darah.
Anda disarankan untuk mengukur nilai gula darah beberapa kali sehari, misalnya di waktu pagi, sore, dan malam hari, untuk mengetahui tingkatan kadar gula darah Anda. Angka yang didapatkan bisa menjadi pengingat agar Anda tidak kalap “berburu” hidangan dan terus menjaga kesehatan selama lebaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Health
Brandzview
Health
News
Tekno
Prov
Brandzview
Regional
Tekno
Prov
Prov
Regional
Hype
Regional