Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2016, 17:55 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

Sumber Fox News

KOMPAS.com - Para peneliti di Northwestern University menemukan bahwa 55 persen dari individu yang berisiko tinggi terkena diabetes tidak terdeteksi, bila hanya mengandalkan pedoman umum yang dikeluarkan oleh United States Preventative Service Task Force (USPSTF) pada Oktober 2015.

USPSTF menganjurkan para dokter untuk memeriksa risiko diabetes hanya pada pasien dengan usia 40 hingga 70 tahun, mengalami obesitas, atau menunjukkan gejala awal diabetes.

Namun, menurut penelitian yang diterbitkan dalam PLoS Medicine, banyak orang yang berada di luar kriteria tersebut mengembangkan penyakit diabetes.

Sehingga, bila individu dengan risiko diabetes yang melewatkan pemeriksaan kesehatan khusus untuk pra-diabetes, maka mereka dapat kehilangan tindakan pencegahan yang diperlukan, seperti makan sehat, berolahraga, dan mengambil obat yang diresepkan, kata para peneliti dalam studi.

"Mencegah dan mengobati diabetes sejak dini sangatlah penting, di mana banyak pasien yang kurang beruntung karena diabetes sudah terlanjur akut," kata penulis studi senior, Dr. Matthew O'Brien, asisten profesor kedokteran di Northwestern University dan seorang dokter di Northwestern Medicine.

"Seseorang bisa meninggal dunia akibat diabetes yang terkomplikasi selama bertahun-tahun, seperti serangan jantung atau stroke. Kami tertarik untuk melakukan penelitian ini, karena tren populasi sedang mengembangkan diabetes di usia muda dengan berat badan ideal.”

Langkah yang efektif untuk pencegahan diabetes, O'Brien mengatakan, adalah menentukan apa saja faktor-faktor risiko lain yang perlu diperhitungkan. Dokter juga diminta untuk menggunakan catatan kesehatan elektronik pasien untuk mengindetifikasi siapa saja yang berisiko terkena diabetes walau mereka tak menunjukkan gejala.

Dan saat seseorang udah memasuki usia 30 tahun, ada baiknya lakukan cek kesehatan menyeluruh termasuk pemeriksaan risiko diabetes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau