KOMPAS.com - Informasi mengenai mana makanan yang sehat dan mana yang tidak, bertebaran di mana-mana.
"Dengan semua informasi itu, mudah sekali untuk membuat Anda salah paham memilih makanan yang tepat untuk Anda," kata Robert J. Davis, PhD, profesor di Emory University's Rollins School of Public Health dan penulis buku Coffee Is Good for You.
Berikut ini, ulasan dari para ahli untuk membantu Anda memahami dengan benar mana informasi yang akurat dan mana yang mitos mengenai makanan sehat dan tidak sehat.
Mitos: Anggur merah adalah kunci kesehatan jantung.
Fakta: Ketika orang bicara tentang kesehatan jantung, anggur merah kerap dielu-elukan. Tapi penemuan University of Texas mengatakan, bahwa meski peminum anggur moderat hidup lebih lama daripada mereka yang tidak minum anggur, kondisi jantung peminum anggur, tidak lebih baik daripada mereka yang lebih suka bir atau minuman keras lainnya.
"Laporan mengenai kekuatan antioksidan anggur merah itu mungkin berlebihan," kata Arthur Klatsky, MD, konsultan kardiologi senior di Kaiser Permanente.
Alkohol itu sendiri bisa meningkatkan kadar HDL, atau kolesterol baik. "Molekul-molekulnya bisa menyapu plak di pembuluh darah Anda," kata Dr Klatsky.
"Hal ini akan menurunkan risiko terjadinya pembekuan darah, yang dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung." Apakah Anda lebih suka bir atau anggur, batasi konsumsinya hanya dua gelas sehari.
Mitos: Produk organik kemasan lebih banyak nutrisinya daripada produk konvensional.
Fakta: Meskipun membeli buah-buahan organik dan sayuran membantu melindungi lingkungan, penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan, bahwa produk organik tidak selalu lebih bergizi dibanding produk non-organik.
Namun, produk non-organik lebih banyak mengandung residu kimia. Belum lagi penelitian yang secara definitif membuktikan, bahwa jumlah bahan kimia yang kita cerna menyebabkan bahaya apapun.
Banyak penelitian yang menghubungkan pestisida dengan penyakit tertentu dan itu karena profesi petani terkena pencemaran pestisida dalam jumlah besar, kata Davis.
Mitos: Sandwich ayam panggang lebih baik dari burger.
Fakta: Makanan favorit Anda yang tampaknya sehat itu tidak hanya mengandung lebih banyak kalori dari burger polos (350 vs 250), tetapi juga lebih banyak mengandung garam.
"Ada restoran yang menggunakan ayam yang telah disuntik dengan larutan air asin sebagai pengawet," kata Stephen Sinatra, MD, seorang ahli jantung di Saint Petersburg, Florida, dan penulis buku The Fast Food Diet.
Sandwich ayam dengan selada, tomat, dan mayo mengandung sodium lebih dari 1.300 miligram. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat jumlah yang terdapat dalam burger polos dan lebih dari setengah jumlah harian yang dianjurkan.
Mitos: Gandum itu jahat.
Fakta: Orang yang mengatakan demikian, merujuk pada kandungan gluten di dalam gandum. Tapi, tidak semua orang memiliki penyakit celiac atau sensitif terhadap gluten, sehingga tidak semua orang perlu menghindari gandum.
"Gandum mengandung banyak nutrisi penting, termasuk folat dan serat yang bisa membantu program diet Anda," kata Jessica Crandall, RD, seorang ahli diet di Denver dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics.
Mitos: Sayuran mentah selalu lebih baik dari sayuran masak.
Fakta: Tidak selalu seperti itu. "Selain membuat sayuran lebih enak, memasak juga dapat meningkatkan nilai gizi mereka," kata Tammy Roberts, RD, ahli nutrisi dan spesialis pendidikan kesehatan di University of Missouri Extension.
Para ilmuwan Cornell University menemukan, bahwa merebus tomat selama setengah jam dapat menaikkan kadar lycopene sebanyak 35 persen. Lycopene adalah zat gizi yang mampu membantu melawan kanker. Memasak juga menaikkan kadar nutrisi lain, seperti beta-karoten pada jagung dan wortel.
Di sisi lain, vitamin yang larut dalam air, termasuk vitamin C, biasanya akan hancur oleh panas. "Untuk memenuhi semua kebutuhan Anda, makanlah berbagai jenis sayuran," kata Roberts.
Mitos: Sirup jagung fruktosa lebih buruk daripada gula.
Fakta: Para ahli di Amerika Serikat mengatakan, bahwa sirup fruktosa sama saja dengan pemanis lain dalam hal menyebabkan kenaikan berat badan.
"Dari sudut pandang biokimia, sirup fruktosa tidak berbeda dari sukrosa, atau gula pasir," kata Marion Nestle, PhD, seorang profesor nutrisi dan kesehatan masyarakat di New York University.
"Mereka memiliki jumlah kalori yang sama dan tubuh memproses keduanya dengan cara yang sama."
Mitos: Makanan yang digoreng membuat Anda gemuk.
Fakta: "Makanan yang digoreng bisa sama sehat seperti makanan yang ditumis," kata Harold McGee, penulis buku On Food and Cooking: The Science and Lore of the Kitchen. "Bila digoreng dengan cara yang benar, makanan akan menyerap minyak dengan minimal."
Contoh kasus: Kaki ayam mengandung hanya 16 kalori lebih banyak ketika digoreng daripada yang dipanggang. Itu karena, panas yang hebat menyebabkan kelembaban di dalam makanan menguap, menciptakan tekanan uap yang menghalangi minyak dan kalori masuk.
Untuk membuat efek ini, panas minyak harus antara 325 dan 350 derajat Celcius untuk sebagian besar makanan, seperti ayam, dan 375 sampai 400 derajat untuk makanan yang lebih kecil, seperti potato wedges.
Mitos: Makan buah bisa membantu Anda menjadi langsing.
Fakta: Buah-buahan mengandung vitamin dan serat. Namun, juga mengandung kalori dan gula yang bisa menggagalkan rencana diet jika dikonsumsi berlebihan. Sebuah pisang, misalnya, memiliki jumlah kalori yang sama dengan dua chocolate chip cookie, yakni sekitar 100 kalori.
Jika Anda ingin menjadi langsing, sebaiknya Anda mengonsumsi empat porsi buah setiap hari bersama dengan sumber protein seperti kacang-kacangan dan yoghurt Yunani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.