Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2016, 10:07 WIB
Lily Turangan

Penulis

KOMPAS.com - Panik ketika sedang menghadapi situasi yang tidak menguntungkan adalah reaksi wajar makhluk hidup. Tapi, jika serangan panik datang secara kontinyu dan sering terjadi tanpa sebab, itu bisa berarti ada gangguan psikologis.

Serangan panik atau panick attack termasuk dalam kategori gangguan panik. Gangguan panik ditandai oleh serangan anxietas atau teror berkala.

Frekuensi serangan sangat bervariasi, ada yang sering (setiap hari atau setiap minggu), tetapi berlangsung berbulan-bulan. Ada juga yang mengalami serangkaian serangan, tetapi diikuti periode tenang selama berminggu-minggu.

Perlu diperhatikan, serangan panik dapat terjadi pada gangguan anxietas lain seperti pada fobia dan gangguan stres pascatrauma. Berikut ini delapan hal mengenai serangan panik yang mungkin belum Anda tahu.


1. Gejalanya bisa menakutkan.

"Serangan panik biasanya menyerang tanpa peringatan," kata Peter Kanaris, Ph.D, seorang psikolog klinis di Smithtown New York.

Ketika terjadi serangan, akan muncul sensasi fisik yang meresahkan seperti sakit dada, gemetar, pusing, merasa seolah-olah anggota badan akan mati rasa atau kesemutan. Pada beberapa orang muncul perasaan takut mati, kehilangan kontrol, atau takut menjadi gila.


2. Tidak berlangsung lama, tapi rasanya seperti tidak akan berakhir.

Ketika serangan panik datang, penderitanya mungkin akan merasa bahwa serangan itu seperti tidak ada habis-habisnya, seperti akan berlangsung selamanya.

Idealnya, ketika merasa panik, otak kita akan masuk ke fase "hadapi" atau "lari". Tapi pada serangan panik, fase itu tidak ada. Anda seperti tidak mampu melawan.

"Meski terasa lama, sebenarnya serangan panilk hanya berlangsung sekitar setengah jam dan mencapai puncak dalam waktu 10 menit. Jarang ada yang berlangsung lebih dari satu jam," kata Kanaris.


3. Tidak ada penyebab yang jelas.

Faktor-faktor tertentu, seperti genetika atau transisi kehidupan, dapat meningkatkan peluang Anda mengalami serangan panik.

"Serangan panik mungkin terjadi dari kombinasi faktor internal dan eksternal. Misalnya, mungkin Anda punya kecenderungan genetik untuk mudah cemas atau mengalami gangguan suasana hati. Kemudian, kecenderungan ini berubah menjadi serangan panik ketika Anda menghadapi situasi yang menurut Anda tidak nyaman," kata Greg Kushnick, Psy.D, seorang psikolog di Manhattan.


4. Standar tinggi meningkatkan risiko.

Jika Anda adalah seorang yang menerapkan standar tinggi terhadap banyak hal dalam hidup Anda, risiko serangan panik akan meningkat.

Kushnick mengatakan,"Nampaknya, serangan panik terkait erat dengan orang-orang yang dianggap berprestasi tinggi dan cenderung ingin selalu mengendalikan banyak hal."


5. Serangan panik dapat terjadi di mana saja.

"Serangan panik awalnya dikaitkan dengan konteks tertentu, seperti di kereta bawah tanah atau pada malam hari di tempat tidur," jelas Kushnick.

Namun, sekarang ini ada kecenderungan untuk menggeneralisasikannya ke konteks lain yang tidak terkait dengan pemicu. Sebagai contoh, jika seorang wanita mengalami serangan panik saat sedang ada pertemuan di lantai teratas gedung pencakar langit, dia juga bisa mengalami hal yang sama di sebuah gedung konser berlantai satu yang penuh orang.

Yang membuat frustasi mengenai serangan panik adalah kemampuannya untuk datang di mana saja.

“Ketakutan atau kecurigaan penderita bahwa dia bisa mengalami serangan di manapun, dapat membuatnya sulit untuk menikmati tempat-tempat yang dulunya dia sukai," ungkap Kushnick.


6. Karena itu, mengantisipasi serangan panik sama stresnya dengan ketika serangan terjadi.

Karena serangan panik sering terjadi kapan saja dan di mana saja, penderita menjadi kesulitan membuat rencana antisipasi.

Menurut Kanaris, faktor ketidakpastian dapat membuat penderita sangat tertekan ketika dia harus berada jauh dari rumah. Takut akan terjadinya serangan juga dapat menyebabkan gangguan panik. Sekitar satu dari 75 orang penderita serangan panik hidup dalam ketakutan yang terus-menerus.


7. Tapi jangan khawatir! Ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk meringankan serangan panik.

Di tengah serangan panik, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mencoba meringankan ketidaknyamanan.

Jika Anda atau orang yang cintai mengalami serangan panik, segera alihkan perhatian, sehingga fokus pikiran Anda tidak lagi kepada serangan itu tapi kepada hal lain di luar diri Anda.


8. Pengobatan dapat membantu.

Terapi perilaku kognitif akan sangat membantu penderita untuk lebih memahami apa yang memicu serangan panik dan bagaimana cara mengatasinya.

Seorang terapis dapat mengajarkan latihan pernapasan atau strategi mental yang dapat membantu Anda keluar dari tengah-tengah kepanikan.

Terapis yang berpengalaman juga dapat membantu Anda menggali jauh ke dalam faktor-faktor pemicu serangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau