JAKARTA, KOMPAS.com - Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang menyebabkan kematian tertinggi. Dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, Agus Dwi Susanto mengungkapkan, sebagian besar pasien kanker paru datang berobat pada stadium lanjut, yaitu 3 dan 4. Hal itu karena kebanyakan kasus kanker paru tak memunculkan gejala awal.
"Kalau masih kecil (tumor) biasanya tak terasa apa pun. Kanker paru mulai bergejala ketika mengenai organ lain dan ukurannya lebih besar," kata Agus dalam acara diskusi bahaya rokok di Jakarta, Jumat (27/1/2017).
Jika muncul gejala, biasanya penyakit sudah stadium lanjut. Gejala kanker paru umumnya batuk terus-menerus yang sulit sembuh, batuk berdarah, suara serak, mengi, nyeri dada, kelelahan, dan berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
Gejala kanker paru juga mirip dengan gangguan paru atau pernapasan lainnya sehingga kerap tak disadari penderitanya.
"Kalau enggak rutin cek kesehatan, ya enggak ketemu kemunculan awal kanker di paru," ungkap Agus.
Akibat baru diketahui pada stadium lanjut, angka harapan hidup pasien kanker paru pun sangat rendah. Pengobatan yang dilakukan untuk meningkatkan angka harapan hidup dan kualitas hidup pasien.
"Survival rate rata-rata lima tahun, tapi itu masih di bawah 20 persen yang bisa bertahan sampai lima tahun. Kalau disertai komplikasi, di bawah lima tahun," jelas Agus.
Penyakit kanker paru ini merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Agus mengungkapkan, lebih dari 80 persen pasien kanker paru di RS Persahabatan adalah perokok.
Salah satu upaya pencegahan kanker paru adalah dengan tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok bagi perokok pasif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.