KOMPAS.com - Menjadi anggota gym adalah hal baik untuk kesehatan. Studi baru meneliti seberapa banyak tepatnya manfaat keanggotaan gym untuk olahraga teratur dibanding yang bukan anggota.
Untuk riset ini, peneliti Iowa State University merekrut 405 orang dewasa sehat yang agak gemuk. Separuhnya anggota gym paling tidak 30 hari dan separuhnya belum pernah menjadi anggota paling tidak tiga bulan.
Semua peserta diukur tekanan darah, detak jantung dan indeks massa tubuh serta menyelesaikan kuesioner mengenai waktu yang dihabiskan untuk olahraga, duduk dan melakukan beragam gaya hidup setiap minggu.
Peneliti kemudian menganalisa respon-respon tersebut untuk menentukan partisipan mana yang memenuhi panduan rekomendasi nasional untuk aktivitas fisik: 150 menit aerobik sedang atau 75 menit aerobik penuh semangat setiap minggu, termasuk paling tidak dua hari angkat beban atau kegiatan penguatan otot lainnya.
"Perbedaan antara kelompok-kelompok itu ternyata sangat dramatis dan mengejutkan," kata peneliti Duck-chul Lee, asisten profesor kinesiologi.
Anggota gym tak hanya olahraga rata-rata 137 menit seminggu, tapi anggota gym rata-rata berolahraga 484 menit seminggu. Hanya 18 persen non anggota melakukan panduan aktivitas fisik dan latihan kekuatan dibandingkan 75 anggota gym.
Secara keseluruhan, peneliti menghitung anggota gym 14 kali lebih tinggi memenuhi panduan aktivitas fisik setiap minggu.
Hasil itu sama hasilnya pada wanita maupun pria dan disesuaikan untuk masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, artritis dan asma.
Anggota gym tak hanya bergerak lebih sering, mereka juga memiliki kesehatan kardiovaskular lebih baik dan cenderung tidak obesitas.
Anggota gym, khususnya yang tetap menjadi anggota selama satu tahun atau lebih cenderung memiliki detak jantung istirahat lebih rendah, kebugaran kardiorespiratori lebih tinggi dan lingkar pinggang lebih kecil.
Sebelum melakukan analisis, Lee dan rekan-rekannya menduga anggota gym lebih kurang gerak di luar gym dibandingkan bukan anggota. "Kami pikir mereka jadi lebih lelah atau puas sudah cukup bergerak selama seharian," katanya.
Tetapi mereka tidak menemukan itu di penelitian. "Aktivitas fisik di luar gym sama untuk kedua kelompok. Bagi non anggota, bergabung ke gym benar-benar meningkatkan kadar aktivitas fisik," tambahnya.
Karena disain penelitian cross-sectional, riset ini memungkinkan bahwa orang yang lebih aktif memang cenderung menjadi anggota gym. Studi pun dilakukan di kota yang memiliki banyak pilihan klub kebugaran. Orang di pedesaan lebih sulit olahraga di gym secara teratur.
"Adalah benar ada anggota gym yang tak olahraga teratur, seperti halnya orang yang tak punya keanggotaan dan masih olahraga lari atau naik sepeda dan memenuhi panduan aktivitas fisik," kata Lee.
Untuk studi ini, beberapa ukuran diambil di gym dan memastikan keanggotaan gym itu dipakai.
Tetapi Lee mengatakan studi mendukung pemikiran bahwa bergabung di gym dapat menolong orang yang kurang gerak.
Hanya separuh dari orang di Amerika Serikat yang melakukan jenis aktivitas aerobik yang direkomendasikan. Hanya sekitar 20 persen memenuhi panduan untuk latihan kekuatan.
"Di gym Anda dapat menggunakan mesin beban atau resistensi. Di kehidupan nyata ada banyak aktivitas harian yang melatih otot," ujarnya. Peneliti tidak menanyai peserta apakah mereka memiliki beban atau alat fitness lain di rumah.
Penelitian ini melaporkan tak ada konflik kepentingan dan dukungan dana dari klub kebugaran. Studi ini diterbitkan di jurnal PLOS ONE.
Pemimpin penelitian, Elizabet Schroeder, mantan mahasiswa pascasarjana Iowa State mengatakan keanggotaan klub kesehatan dapat memberi manfaat lebih dibandingkan hanya sekedar menurunkan berat badan.
Ia berharap penemuan ini mendorong lebih banyak orang untuk bergabung di klub kebugaran.
"Beberapa orang mungkin senang di gym dan melakukan latihan rutin, sementara ada kelompok orang yang senang mengikuti kelas kebugaran yang membina aspek sosial, lingkungan menyenangkan, jadwal konsisten, dan latihan sesuai dengan kita. Semua itu mendorong akumulasi aktivitas fisik," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.