KOMPAS.com - Buat sebagian orang, pagi atau sore hari biasanya menjadi sesi minum teh.
Sisa teh atau ampas bekas seduhan teh, kerap digunakan untuk berbagai kepentingan.
Termasuk untuk bahan alami mengatasi persoalan kesehatan sampai masalah kecantikan.
Benarkah demikian?
Teh secara umum dianggap sebagai minuman yang menyehatkan karena kaya kandungan polifenol, terutama catechins dan epicatechins.
Kedua zat tersebut diketahui memiliki sifat antiperadangan dan antioksidan.
Sehingga, mengonsumsi seduhan teh sesuai takaran, efektif mencegah penyakit diabetes dan gangguan kardiovaskular.
Lantas, apakah kandungan polifenol dalam teh tetap bertahan saat kondisinya sudah basi?
Atau justru lebih meningkat setelah beberapa saat atau semalaman didiamkan?
Baca juga: Teh Hijau Bisa Bikin Kurus, Asal...
Beberapa hasil penelitian menyebutkan, teh basi sebaiknya dibuang saja.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melarang kita minum seduhan teh yang sudah berada di suhu ruang selama lebih dari delapan jam.
Pasalnya, di dalam segelas teh basi kemungkinan terdapat bakteri yang dapat membahayakan kesehatan. Antara lain:
Klaim manfaat teh basi ini dapat menghaluskan kulit ditengarai kandungan antioksidan pada teh.
Namun, perlu diketahui kandungan antioksidan pada teh bisa rusak karena banyak faktor.
Salah satunya, pengolahan dan penyimpanan teh yang terlalu lama.