Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/02/2020, 10:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Menu pecel lele masih menjadi salah satu pilihan paling populer untuk mengganjal perut, khas orang Indonesia.

Di sisi lain, banyak yang menyebutkan bahaya makan ikan lele mulai masalah kehigienisan hingga risiko kanker. Padahal, lele adalah jenis ikan yang aman dikonsumsi.

Ikan lele merupakan sumber protein yang baik. Itulah sebabnya popularitas ikan lele sebagai lauk makan hingga kini masih tinggi.

Baca juga: Ahli Sebut Makan Ikan Lele Bisa Picu Penyakit Jantung

Bahkan tak hanya di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara lain.

Adakah bahaya makan ikan lele?

Selama ikan lele yang dikonsumsi berasal dari peternakan lele domestik yang aman, tak ada bahaya makan ikan lele.

Lain halnya apabila ikan lele berasal dari perairan yang telah mengalami pencemaran ekstrem, tentu hal itu membahayakan kesehatan.

Untuk mengantisipasi bahaya makan ikan lele, beberapa hal ini bisa dilakukan:

1. Cari tahu asal usulnya

Sebelum mengonsumsi lele goreng yang menggiurkan, cari tahu dari mana asal usul ikan lele tersebut. Umumnya, ikan lele dipanen dari peternakan sebelum didistribusikan untuk penjualan seperti ke pasar.

Hal yang perlu diantisipasi adalah kemungkinan terpapar bahan kimia beracun seperti dioksin dan merkuri selama lele berada di air.

Meskipun menurut Environmental Protection Agency hampir seluruh ikan mengandung sedikit merkuri, namun lele termasuk yang risiko terpapar merkurinya rendah.

2. Cari ikan lele budidaya peternakan

Sebagian besar ikan lele yang dikonsumsi berasal dari peternakan lele domestik. Tentunya, ikan lele yang dibesarkan di peternakan merupakan sumber protein yang bersih dan aman dikonsumsi.

Baca juga: Mengenang Masa-masa Kejayaan Budidaya Ikan Lele di Kampung Apung

Hal ini tentu kontradiktif dibandingkan dengan ikan lele yang ditangkap di perairan bebas.

Perbedaan dari lele peternakan dengan lele perairan bebas adalah rasa lele peternakan tidak identik dengan bau lumpur.

Selain itu, lele yang tidak dipelihara di peternakan domestik bisa saja bersifat karsinogenik dan rentan menyebabkan kanker.

Hal ini lagi-lagi terjadi karena ada paparan polusi dari perairan tempat lele hidup.

3. Membeli dan mengolah ikan lele

Apabila Anda membeli dan mengolah ikan lele sendiri, cari lele yang masih segar dan tidak mengeluarkan bau amis, darah, atau perubahan warna.

Apabila ikan lele tidak langsung diolah, simpan di lemari pendingin atau freezer untuk menjaga kualitasnya.

Untuk memprosesnya, salah satu resep yang paling umum adalah membuat lele goreng.

Sebisa mungkin, gunakan minyak yang sehat seperti canola oil. Pastikan pula untuk membersihkan ikan lele dengan tuntas sebelum mengolahnya.

Benarkah lele menyebabkan kanker?

Beberapa tahun lalu sempat ramai pemberitaan bahwa salah satu bahaya makan ikan lele adalah menyebabkan kanker. Hal ini dipicu pola pemberian pangan serta teknik budidaya yang serampangan.

Namun para ahlinya membantah hal ini.

Baca juga: Spesies Baru Ikan Lele Ditemukan di Sungai Mahakam

Memang benar bahwa lele identik sebagai ikan yang "jorok", namun lagi-lagi hal ini bergantung pada di mana lokasi budidaya atau peternakannya.

Jika dulu lele kerap disebut mendapatkan sumber pakan dari kotoran manusia, kini teknik budidaya lele sudah jauh lebih modern dan higienis.

Pakan yang diberikan pun berupa pelet yang sesuai kebutuhan ikan lele. Besaran pakan utama bergantung pada bobot tiap ikan.

Memelihara lele pun tidak bisa sembarangan jika ingin berhasil panen.

Kolamnya harus bersih dan terlindung dari matahari serta hujan. Kecukupan oksigen bagi ikan lele di dalam kolam juga harus terus dipantau. Jika tidak, lele tidak akan bisa bertahan.

Jadi, tudingan bahaya makan ikan lele seperti menyebabkan kanker sudah tidak lagi relevan. Kembali lagi pada individu masing-masing.

Setiap kali mengonsumsi lele, pastikan sumbernya bersih. Mengolahnya pun dianjurkan melalui proses yang baik untuk tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau