KOMPAS.com – Siapa yang tak kenal jahe? Tanaman herbal yang satu ini telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bumbu masak dan bahan obat alami.
Rasanya yang pedas dan disertai sensasi hangat, membuat jahe kerap juga dijadikan sebagai bahan campuran minuman yang cocok dikonsumsi saat cuaca sedang dingin.
Secara umum, jahe dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya.
Berikut penjelasannya:
1. Jahe putih atau jahe kuning besar
Jahe jenis ini biasa disebut juga sebagai jahe gajah karena memiliki ukuran yang besar.
Selama ini, jahe kuning besar kerap digunakakan sebagai bahan campuran minuman atau jahe olahan.
2. Jahe putih atau jahe kuning kecil
Jahe jenis ini biasa disebut dengan jahe sunti atau jahe emprit.
Dibanding jahe gajah, jahe emprit memiliki ukuran yang lebih kecil, namun rasanya lebih pedas.
3. Jahe merah
Jahe jenis ini mudah dikenali karena memiliki rimpang dengan ukuran paling kecil dan berwarna merah.
Sama seperti jahe emprit, jahe merah juga memiliki rasa lebih pedas ketimbang jahe gajah sehingga cocok digunakan untuk ramuan obat-obatan.
Melansir buku The Miracle of Herbs (2013) karya dr. Prapti Utami dan Desty Ervira Puspaningtyas, S.Gz, sifat khas yang dimiliki jahe timbul karena adanya kandungan minyak asiri dan oleoresin.
Minyak asiri berperan untuk menimbulkan aroma pedas pada jahe. Sedangkan oleoresin pada jahe berperan dalam menimbulkan rasa pedas.