Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindrom Tourett: Gejala, Penyebab hingga Pengobatan

Kompas.com - 29/03/2020, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Sindrom tourette merupakan gangguan pada sistem sarang yang membuat penderitanya melakukan gerakan tiba-tiba, misalnya berkedip atau menggerakan tangan berulang kali.

Bahkan, mereka yang menderita sindrom tourette bisa mengucapkan kata-kata yang sebenarnya tak ingin mereka ucapkan.

Gejala sindrom tourette biasanya muncul saat usia dua hingga 15 tahun. Belum ada pengobatan khusus untuk mengobati sindrom tourette. Namun, pengobatan dilakukan untuk mengontrol gerakan yang terjadi.

Baca juga: 4 Produk Skincare agar Kulit Tetap Sehat saat di Rumah Aja

Gejala

Gejala utama sindrom tourette adalah munculnya gerakan atau suara secara tiba-tiba dan tak terkontrol.

Gejala yang parah bisa secara signifikan menganggu komunikasi, fungsi sehari-hari dan kualitas hidup penderitanya.

Stres, rasa gembira berlebihan, dan kelelahan bisa membuat gejala sindriom ini semakin memburuk. Gejala sindrom tourret dilasifikasikan dalam dua jenis, yakni:

1. Gejala sederhana

Gerakan terjadi secra tina, singkat dan berulang serta melibatkan sejumlah kelompok otot yang terbatas.

2. Gejala kompleks

Pola gerakan terjadi secara berbeda dan tekorrdinasi serta melibatkan lebih banyak kelompok otot.

Penyebab

Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan terjadinya sindrom ini.

Namun, para ahli percaya bahwa sindrom tourret disebabkan oleh adanya gangguan pada bagian otak, terutama bagian otak yang membantu mengendalikan gerakan tubuh.

Sindrom ini sebagaian besar disebabkan oleh faktor genetik. Tapi, peneliti masih terus mencari gen dan faktor lain yang mendasari sindrom ini.

Komplikasi

Orang yang menderita sindrom tourett seringkali mengalami gangguan kesehatan mental dan gangguan perilaku.

Sebagian besar orang yang menderita sindrom ini juga seringkali mengalami gangguan berikut:

  • Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas (ADHD).
  • Gangguan obsesif kompulsif
  • Masalah perilaku seperti agresi, kemarahan atau perilaku yang melanggar norma sosial.
  • Kecemasan berlebihan.
  • Gangguan belajar
  • Defisit keterampilan dan fungsi sosial.
  • Masalah proses sensorik.
  • Gangguan tidur.

Baca juga: Berbagai Jenis Makanan yang Bantu Tingkatkan Kualitas Tidur

Pengobatan

Melansir laman WebMD, gejala sindrom tourett biasanya terjadi secara ringan sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus.

Apabila gejala yang terjadi telah menganggu kehidupan sosial, dokter biasanya akan memberikan obat khusus.

Obat-obatan yang diresepkan oleh dokter biasanya seperti berikut:

  • Haloperidol, fluphenazine, dan pimozide yang bekerja dengan mempengaruhi bahan kimia otak yang disebut dopamin untuk mengendalikan gerakan.
  • Clonidine dan guanfacine yang merupakan obat tekanan darah tinggi juga bisa diresepkan pada pasien sindrom tourret.
  • Fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), dan antidepresan lainnya, yang dapat menghilangkan kecemasan, kesedihan, dan gejala obsesif-kompulsif.

Selain menggunakan obat-obatan, dokter juga akan memberikan terapi bicara atau perilaku.

Terapi juga bisa dilakukan dengan bantuan seorang psikolog atau konselor untuk membantu pasien menghadapi masalah sosial yang dihadapinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau