KOMPAS.com - Sindrom tourette merupakan gangguan pada sistem sarang yang membuat penderitanya melakukan gerakan tiba-tiba, misalnya berkedip atau menggerakan tangan berulang kali.
Bahkan, mereka yang menderita sindrom tourette bisa mengucapkan kata-kata yang sebenarnya tak ingin mereka ucapkan.
Gejala sindrom tourette biasanya muncul saat usia dua hingga 15 tahun. Belum ada pengobatan khusus untuk mengobati sindrom tourette. Namun, pengobatan dilakukan untuk mengontrol gerakan yang terjadi.
Baca juga: 4 Produk Skincare agar Kulit Tetap Sehat saat di Rumah Aja
Gejala utama sindrom tourette adalah munculnya gerakan atau suara secara tiba-tiba dan tak terkontrol.
Gejala yang parah bisa secara signifikan menganggu komunikasi, fungsi sehari-hari dan kualitas hidup penderitanya.
Stres, rasa gembira berlebihan, dan kelelahan bisa membuat gejala sindriom ini semakin memburuk. Gejala sindrom tourret dilasifikasikan dalam dua jenis, yakni:
Gerakan terjadi secra tina, singkat dan berulang serta melibatkan sejumlah kelompok otot yang terbatas.
Pola gerakan terjadi secara berbeda dan tekorrdinasi serta melibatkan lebih banyak kelompok otot.
Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan terjadinya sindrom ini.
Namun, para ahli percaya bahwa sindrom tourret disebabkan oleh adanya gangguan pada bagian otak, terutama bagian otak yang membantu mengendalikan gerakan tubuh.
Sindrom ini sebagaian besar disebabkan oleh faktor genetik. Tapi, peneliti masih terus mencari gen dan faktor lain yang mendasari sindrom ini.
Orang yang menderita sindrom tourett seringkali mengalami gangguan kesehatan mental dan gangguan perilaku.
Sebagian besar orang yang menderita sindrom ini juga seringkali mengalami gangguan berikut:
Baca juga: Berbagai Jenis Makanan yang Bantu Tingkatkan Kualitas Tidur
Melansir laman WebMD, gejala sindrom tourett biasanya terjadi secara ringan sehingga tidak memerlukan pengobatan khusus.
Apabila gejala yang terjadi telah menganggu kehidupan sosial, dokter biasanya akan memberikan obat khusus.
Obat-obatan yang diresepkan oleh dokter biasanya seperti berikut:
Selain menggunakan obat-obatan, dokter juga akan memberikan terapi bicara atau perilaku.
Terapi juga bisa dilakukan dengan bantuan seorang psikolog atau konselor untuk membantu pasien menghadapi masalah sosial yang dihadapinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.