KOMPAS.com - Saat dilanda stres, Anda umumnya merasakan jantung berdebar kencang, pernapasan makin cepat, tekanan darah naik, dan telapak tangan berkeringat.
Melansir Nature, respons saat stres tersebut secara alami diciptakan untuk memberikan kode pada tubuh, ada bahaya yang akan terjadi.
Selain beberapa gejala di atas, seseorang juga bisa mengalami demam. Demam saat stres disebut demam psikogenik.
Baca juga: Berapakah Suhu Tubuh Normal Manusia?
Melansir Better Help, demam kerap dianggap sesuatu yang negatif.
Begitu suhu tubuh melonjak, banyak orang buru-buru mencari obat penurun demam. Padahal demam adalah cara alami tubuh menangkal penyakit.
Demam merupakan bentuk mekanisme sistem daya tahan tubuh saat menghadapi ancaman seperti saat terjadi stres atau serangan bakteri atau virus.
Sayangnya, tubuh dan otak kerap tidak mengenali perbedaan penyebabnya. Apapun biang demam, reaksi tubuh bisa sama.
Saat stres, otak akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin. Kondisi tersebut memicu keluarnya keringat, pusing, jantung berdebar-debar, sampai stres.
Baca juga: Musik Bisa Hilangkan Stres, Bagaimana Caranya?
Kendati sama-sama menyebabkan kenaikan suhu tubuh di atas normal, demam saat stres dan tubuh terinfeksi bakteri atau virus gejalanya berbeda.
Demam karena stres atau demam psikogenik biasanya ditandai dengan gejala demam tinggi yang terjadi secara tiba-tiba.
Demam jenis ini tidak gampang turun kendari sudah diberi obat penurun demam yang dijual secara bebas di pasaran.
Sementara pada demam biasa, umumnya suhu tubuh dapat kembali normal begitu sudah diberi obat penurun panas.
Baca juga: Ciri-ciri Stres Menghadapi Wabah Virus Corona
Demam karena stres bisa hilang dengan sendirinya, beberapa saat setelah stres mereda.
Cara terbaik untuk mengatasi demam psikogenik bukanlah dengan obat. Melainkan mengatasi sumber stres atau kecemasan.
Misalkan saat anak-anak mengalami demam ketika musim ujian. Solusinya, coba bangun lingkungan belajar di rumah yang santai dan tenang.
Jika orang dewasa yang mengalami demam karena stres, coba redakan dengan meditasi atau mencari bantuan tenaga profesional kesehatan mental.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.