KOMPAS.com - Harus melahirkan di tengah suasana pandemi menjadi hal menakutkan bagi sebagian besar para wanita.
Pasalnya, rumah sakit menjadi tempat yang rawan menularkan virus sehingga banyak orang takut berkunjung.
Layanan konsultasi kesehatan secara langsung pun telah dibatasi dan lebih banyak dilakukan secara online untuk mengurangi risiko penyebaran virus.
Tentunya, hal ini membuat banyak para wanita yang sedang menantikan kelahiran buah hati lebih memilih bersalin di rumah. Namun, melahirkan di rumah tentu memiliki berbagai risiko.
Baca juga: Bisakah Covid-19 Menular Lewat Jenazah?
Spesialis obstetri dan ginekologi, Edward Chien, mengatakan melahirkan di rumah memang bisa mengurangi risiko tertular Covid-19. Namun, hal ini juga bisa berpotensi pada risiko kesehatan lainnya.
"Banyak riset membuktikan melahirkan di rumah dapat meningkatkan risiko kematian perinatal dua kali lebih tinggi daripada melahirkan di rumah sakit," ucap Chien, dilansir dari Cleveland.
Selain itu, melahirkan di rumah juga bisa meningkatkan risiko kejang neonatal atau disfungsi neurologis yang serius.
Risiko pendarahan postpartum juga bisa meningkat saat proses persalinan dilaksanakan di rumah.
"Hal lain yang harus di perhatikan adalah tidak semua layanan kesehatan yang membantu persalinan di rumah memiliki sertifikat kelayakan," ucap Chien.
Oleh karena itu, para wanita yang ingin melahirkan di rumah sebaiknya mencari bidan atau perawat yang telah tersertifikasi dan terjamin keahliannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.