KOMPAS.com - Puasa bukan sekadar ritual agama tertentu. Faktanya, puasa juga bermanfaat bagi kesehatan, terutama sistem kekebalan tubuh.
Riset menunjukan puasa yang terkontrol dan hati-hati dapat mendorong regenerasi sel darah putih atau leukosit.
Tentunya, hal ini membantu kita agar terhindar dari berbagai penyakit karena leukosit membantu tubuh melawan infeksi virus dan bakteri.
Riset tersebut dilakukan oleh ilmuwan dari University of California. Menurut peneliti, puasa dapat memprogram ulang sistem kekebalan tubuh yang rusak, terutama pada pasien kemoterapi atau gangguan autoimun.
Baca juga: Mengenal Herd Immunity yang Digadang-gadang Dapat Hentikan Covid-19
"Ketika berpuasa, sistem dalam tubuh akan menghemat energi dengan mendaur ulang banyak sel imunitas yang rusak atau tidak diperlukan," kaya Valter Longo, salah satu peneliti.
Puasa membuat tubuh mengolah cadangan glukosa, lemak, dan keton. Alhasil, proses ini akan merusak sel darah putih yang telah lama dan memicu regenerasi sel induk untuk membuat sel sistem kekebalan tubuh baru.
Puasa juga membantu mengurangi enzim PKA yang nantinya akan memicu perkembangan sel-sel induk.
Selain itu, puasa juga menurunkan kadar IGF-1, yang merupakan hormon pertumbuhan pemicu penuaan, perkembangan tumor, dan risiko kanker.
Dengan cara tersebut, sistem kekebalan tubuh akan mengalami peremajaan sehingga bekerja lebih efektif.
Untuk mendapatkan manfaat tersebut, puasa yang harus kita lakukan bukan sekadar menahan lapar dan haus.
Kita juga perlu mengatur nutrisi saat sahur dan berbuka serta tetap menerapkan gaya hidup sehat agar puasa yang kita jalani tidak menimbulkan berbagai penyakit.
Agar kesehatan kita tetap terjaga selama berpuasa, berikut tipsnya:
Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk menghindari risiko tertentu.
Hal ini perlu dilakukan, khususunya bagi pasie diabetes tipe 2. Penderita diabetes tipe 2 berisiko mengalami hipoglikemia, hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum, dan dehidrasi selama puasa.
Oleh karena itu, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan penyesuaian obat atau pola makan yang bisa diterapkan ketika puasa.
Baca juga: Amankah Melakukan Donasi Darah Saat Pandemi Covid-19?
Dengan perubahan signifikan dalam pola makan saat berpuasa, kita harus mempertimbangkan perubahan apa yang perlu kita lakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Saat berpuasa, sebaiknya kita melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, meditasi, peregangan, atau yoga.
Olahraga ringan sangat dianjurkan karena dapat membantu menjaga fungsi tubuh dan sirkulasi darah.
Melakukan olahraga intensitas tinggi saat puasa sangat tidak disarankan karena menyebabkan tekanan darah rendah, pusing, dan bahkan menyebabkan cedera.
Meski sedang berpuasa, asupan cairan dalam tubuh juga harus kita perhatikan.
Jumlah air yang harus kita konsumsi sangat tergantung pada tingkat aktivitas, ukuran tubuh, dan lingkungan kita.
Minum air dalam jumlah yang cukup saat malam hari sangat penting selama ramadhan, apalagi saat kita berpuasa di tengah cuaca yang panas.
Kita juga harus menghindari minuman berkafein karena bersifat diuretik dan meningkatkan kehilangan air melalui urin.
Selain itu, Selain itu, minuman bersoda juga bukan sumber hidrasi yang baik karena dapat memperlambat proses pencernaan.
Saat berbuka dan sahur, sebaiknya kita mengonsumsi makanan yang memiliki nilai gizi lebih tinggi saat sahur dan berbuka.
Hindarilah mengonsumsi gorengan sata sahur dan berbuka karena akan membuat perut kembung.
Kita juga harus menghindari makanan yang tinggi garam karena cenderung meningkatkan rasa haus, yang tentunya akan mengganggu puasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.