KOMPAS.com - Para ahli kesehatan merekomendasikan masyarakat agar memakai masker untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
Karena masker medis yang langkah, masyarakat hanya diminta untuk memakai masker kain.
Penggunaan masker bedah atau N95 disarankan hanya untuk petugas medis yang rentan terpapar virus corona.
Sayangnya, ada banyak mitos keliru seputar pemakaian masker yang beredar di masyarakat. Misalnya, pemakaian masker kain yang dianggap tidak mampu mencegah penyebaran virus.
Masker kain memang tidak efektif untuk meminimalisir risiko infeksi Covid-19. Namun, bukan berarti masker kain tak layak untuk dipakai.
Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Bantu Singkirkan Perut Buncit
Selain itu, ada banyak mitos keliru seputar penggunaan masker yang beredar di masyarakat,
Melansir laman Cleveland, berikut mitos keliru seputar pemakaian masker:
Faktanya, memakai masker kain adalah cara mudah untuk membantu melindungi orang lain di sekitar kita.
Pasalnya, penyebaran utama virus corona terjadi melalui tetesan droplet yang keluar dari hidung atau mulut saat batuk, bersin, atau berbicara.
Masker kain bisa menjadi penghalang fisik untuk mencegah tetedan droplet yang kita keluarkan agar tidak mengenai orang lain.
Penelitian telah menunjukkan masker kain mengurangi jumlah mikroorganisme yang dilepaskan seseorang ke udara.
Jadi, semakin banyak orang memakai masker, semakin sedikit kemungkinan droplet mengenai orang lain sehingga memperkecil penyebaran virus.
Selain itu, memakai masker juga membuat kita sulit menyentuh area mulut dan hidung yang merupakan jalan masuk virus menuju tubuh kita.
Tidak semua orang yang terinfeksi Covid-19 menunjukan gejala. Jadi, orang yang nampak sehat belum tentu bebas dari Covid-19.
Penelitian dari Cina juga membuktikan 80 persen orang yang terinfeksi virus corona tidak menunjukan gejala apapun.