KOMPAS.com – Vitamin D adalah vitamin yang memiki peranan penting untuk membentuk struktur tulang dan gigi yang kuat.
Tak hanya itu, vitamin D juga bermanfaat untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mencegah berbagai jenis kanker.
Bahkan, manfaat vitamin D dilaporkan mencakup beberapa hal berikut:
Baca juga: 18 Makanan yang Mengandung Vitamin E Tinggi
Vitamin D2 dan vitamin D3 adalah dua bentuk penting dari vitamin D yang dapat diperoleh melalui makanan hewani, konsumsi nabati, dan paparan sinar matahari.
Vitamin D3 (kolekalsiferol) berasal dari turunan senyawa 7-dehidrokolesterol.
Vitamin D3 juga dihasilkan dalam kulit ketika terpapar sinar matahari atau sinar ultraviolet (UV).
Sedangkan vitamin D2 atau dikenal dengan nama ergokalsigerol berasal dari turunan senyawa kolesterol yang banyak ditemukan pada ragi dan tanaman.
Melansir Buku Sehat Selalu Dengan Vitamin D (2016) oleh Dr. Dessy Hermawan, S.Kep., Ns., M.Kes., kebutuhan vitamin D pada masing-masing orang bisa berbeda, tergantung dari usia dan faktor risiko.
Kebutuhan vitamin D untuk anak-anak hingga orang dewasa usia 50 tahun adalah 200 UI per hari.
Sedangkan orang berusia di atas 50 tahun memerlukan vitamin D 400-600 UI dalam sehari.
Kebutuhan vitamin D akan meningkat pada usia pertumbuhan, hamil, menyusui, dan usia lanjut. Hal itu dikarenakan, vitamin D dikaitkan dengan kebutuhan kalsium tubuh yang juga meningkat pada masa-masa tersebut.
Sementara, Perhimpunan Reumatologi Indonesia bependapat rata-rata kebutuhan vitamin D harian seseorang mencapai 600 IU-800 IU dan batas aman asupan vitamin D untuk orang dewasa maksimal 4.000 IU per hari.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Oleh karena kurangnya paparan sinar matahari dan sedikitnya asupan dari makanan, seseorang bisa saja mengalami kekurangan vitamin D.
Kondisi ini kiranya perlu segera diantisipasi karena kekurangan vitamin D bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius.
Melansir Buku Peran Probiotik di Bidang Gizi dan Kesehatan (2018) oleh Lily Arsanti Lestari dan Siti Helmyati, berikut ini beberapa dampak atau bahaya kekurangan vitamin D yang bisa diidap seseorang:
1. Sebabkan osteomalasia pada ibu hamil
Kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menyebabkan osteomalasia pada ibu hamil.
Osteomalasia adalah kondisi di mana tulang tidak dapat mengeras, sehingga rentan bengkok atau bahkan patah.
2. Rakitis pada bayi yang akan dilahirkan
Kekurangan vitamin D selama kehamilan juga dapat menyebabkan rakitis pada bayi yang akan dilahirkan.
Rakitis adalah penyakit yang menimpa anak-anak saat terjadi proses perlunakan dan kelemahan pada tulang akibat defisiensi vitamin D.
Baca juga: 14 Buah dan Sayur Kaya Vitamin C untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
3. Rakitis pada bayi setelah dilahirkan
Karena ASI tidak mengandung vitamin D dalam jumlah yang besar, bayi yang mendapatkan ASI bisa menderita rakitis.
Bahkan, meski tinggal di daerah tropis, jika bayi tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup, bayi tersebut bisa menderita rakitis.
Kejang otot (tetani) yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium bisa menjadi pertanda awal terjadinya rakitis pada bayi.
4. Terlambat untuk belajar duduk
Rakitis akibat kekurangan vitamin D pada bayi yang lebih besar mungkin akan menimbulkan gejala terlambat untuk belajar duduk dan merangkak, serta penutupan ubun-ubun (fontanel) mengalami penundaan.
Baca juga: 9 Buah yang Mengandung Serat Tinggi
5. Kelainan lengkung tulang belakang
Anak-anak usia 1-4 tahun yang mengalami rakitis akibat kekurangan vitamin D bisa memiliki masalah kelainan lengkung tulang belakang.
6. Kaki O atau kaki X
Kekurangan vitamin D pada anak-anak usia 1-4 tahun juga bisa menyebabkan kondisi kaki O (bengkok ke dalam) maupun kaki X (bengkok ke luar) dan terlambat berjalan.
7. Nyeri bila berjalan
Anak-anak yang lebih tua atau remaja yang mengalami kekurangan vitamin D bisa merasakan nyeri bila berjalan.
8. Jalan lahir menjadi sempit
Akibat kekurangan vitamin D, tulang panggul yang mendatar pada remaja putri dapat menyebabkan jalan lahir menjadi sempit.
9. Kelemahan tulang
Jika kekurangan vitamin D, orang dewasa akan kehilangan kalsium dari tulang, terutama tulang belakang, panggul, dan tungkai, yang mengakibatkan kelemahan dan patah tulang.
Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan
Dengan mengenali secara dini n gejala itu, seseorang bisa segera mengambil tindakan pencegahan agar tidak terjadi efek kekurangan vitamin D lebih lanjut.
Berikut ini beberapa tanda dan gejala yang dapat diamati apabila tubuh mengalami kekurangan vitamin D dalam darah:
Baca juga: 5 Gejala Tubuh Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D secara umum dapat diatasi dengan mengadah sinar matahari secara rutin dan mengasup makanan yang mengandung vitamin D tinggi.
Selain itu, vitamin D dapat juga diperoleh dari konsumsi suplemen yang mengandung vitamin ini.
Rakitis dan osteomalasia akibat kekurangan vitamin D juga dilaporkan dapat diobati dengan pemberian vitamin D per oral (ditelan) sebanyak lima kali dosis harian yang dianjurkan selama 2-3 minggu.
Sementara, bentuk-bentuk rakitis tertentu yang diturunkan biasanya akan membaik apabila diobati dengan hormon vitamin D.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.