Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Kortisol Tinggi dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 28/08/2020, 10:34 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Tekanan pekerjaan dan berbagai problem kehidupan memang seringkali mendatangkan stres dan lelah.

Kondisi ini bisa memicu hormon kortisol dalam tubuh yang juga dikenal dengan sebutan hormon stres.

Kortisol adalah salah satu hormon steroid dan dibuat di kelenjar adrenal. Sebagian besar sel di dalam tubuh memiliki reseptor kortisol.

Oleh karena itu, hormon ini juga banyak mempengaruhi fungsi tubuh kita.

Menurut data laman Hormone Health Network, kortisol dapat membantu mengontrol kadar gula darah, mengatur metabolisme, membantu mengurangi peradangan, dan membantu menjaga fungsi memori.

Pada wanita, kortisol juga mendukung perkembangan janin selama kehamilan. Itu sebabnya, kortisol sangat penting dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan tubuh.

Baca juga: Pahami, Manfaat dan Efek Samping Kacang Hijau

Efek kadar kortisol yang tinggi

Sayangnya, kadar kortisol yang terlalu tinggi juga berefek negatif pada kesehatan.

Kadar kortisol yang tinggi bisa meningkakan risiko sindrom cushing, yang ditandai dengan kenaikan berat badan drastis di bagian wajah, perut, dan dada.

Sindrom Cushing juga menyebabkan wajah memerah, tekanan darah tinggi, dan perubahan pada kulit.

Kadar kortisol yang tinggi juga bisa memicu perubahan libido dan siklus menstruasi wanita.

Selain itu, kortisol yang terlalu tinggi juga dapat memicu kecemasan dan depresi.

Mengurangi kadar kortisol

Menurut data Cleveland, banyak riset membuktikan beberapa makanan tertentu bisa menurunkan tingkat kortisol dalam tubuh, misalnya teh, coklat, dan minyak ikan.

Sayangnya, pakar pengobatan interogratif Yufang Lin mengatakan riset tersebut cenderung kecil dan tidak memberi hasil yang signifikan.

"Kadar kortisol tidak mungkin turun secara signifikan hanya dengan mengonsumsi minya ikan atau sepotong cokelat," ucap Lin.

Menurutnya, cara terbaik agar kortisol dalam tubuh seimbang adalah dengan mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang.

Kortisol berinteraksi dengan neurotransmitter, pembawa pesan kimiawi yang mengirim sinyal di otak. Neurotransmitter memainkan peran penting dalam suasana hati.

"Agar neurotransmitter berfungsi maksimal, konsumsilah makanan yang kaya vitamin, mineral, dan nutrisi seimbang," ucapnya.

Baca juga: Waspadai, Ini 3 Hal yang Bisa Memicu Perubahan Suasana Hati Ekstrem

Namun, ada cara mudah dan alami yang bisa kita lakukan untuk menurunkan kadar kortisol. Berikut cara tersebut:

1. Olahraga

Olahraga bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental kita. Itu sebabnya, olahraga juga membantu meedakan stres sekaligus menurunkan kadar kortisol.

Riset menunjukkan olahraga dapat menurunkan kadar kortisol pada orang berusia lanjut dan penderita gangguan depresi berat.

2. Tidur yang cukup

Menurut Lin, kurang tidur bisa memicu cemas, ledakan emosi, dan stres.

Kurang tidur dapat meningkatkan kadar kortisol yang memicu penurunan daya ingat, penambahan berat badan, dan mempercepat proses penuaan.

3. Menghabiskan waktu di alam terbuka

Menghabiskan waktu di luar ruangan adalah cara yang bagus untuk menurunkan kortisol dan menenangkan otak.

4. Lakukan latihan pernapasan

Melakukan latihan pernapasan seperti yoga, tai chi,qi gong, dan meditasi dapat membantu menurunkan tingkat stres dan kadar kortisol.

Selain itu, latihan pernapasan juga bisa menurunkan detak jantung dan tekanan darah tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau