KOMPAS.com - Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang justru sering diabaikan. Masalah tidur bahkan makin sering dialami pada para pekerja yang sibuk.
Tak jarang, orang-orang tersebut tidak cukup tidur. Banyak orang berpikir bisa bertahan dengan tidur kurang dari 8 jam, seperti yang direkomendasikan dokter.
Namun, sebenarnya kurang tidur memiliki konsekuensi serius bagi otak dan tubuh manusia.
Baca juga: Riset Buktikan Kurang Tidur Bikin Kita Sulit Bahagia
"Semakin pendek tidur Anda, semakin pendek hidup Anda," ungkap Matthew Walker, ahli saraf yang mengambil kepakaran dalam permasalahan tidur dikutip dari Business Insider.
Kebanyakan orang dewasa membutuhkan tujuh hingga 9 jam tidur, bervariasi tergantung kebutuhan tiap orang.
Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, ada beberapa konsekuensi yang dialami oleh tubuh, di antaranya:
Kurang tidur atau kualitas tidur yang tidak baik sejak lama telah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker. Jenis kanker yang meningkat adalah kanker usus besar (colon) dan payudara.
Menurut sebuah penelitian dari University of Wisconsin, kualitas tidur yang buruk sangat berkorelasi dengan masalah kulit kronis.
Penelitian ini menemukan kekurangan tidur bisa menyebabkan lebih banyak tanda penuaan kulit. Tak hanya itu, ketika ada kerusakan kulit, kurang tidur membuat proses penyembuhan makin lama.
Bagi orang yang tidak cukup tidur, mereka akan lebih sulit menolak makanan berkalori tinggi. Mereka juga lebih banyak mendambakan makanan tidak sehat.
Baca juga: Ini Alasan Kurang Tidur Bisa Turunkan Daya Tahan Tubuh
Sulitnya penolakan ini karena mereka sulit mengendalikan impuls mereka.
Para peneliti berpikir ini akibat dari ketidakseimbangan hormon yang dihasilkan dari kurang tidur. Hasilnya, orang yang kurang tidur selalu berkaitan dengan obesitas.
Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang kurang tidur cenderung tidak berhubungan secara sosial dengan orang lain.
Kebiasaan ini juga berkaitan dengan rasa kesepian yang mereka rasakan. Lebih buruk lagi, hal ini semacam lingkaran setan.
Pasalnya, kesepian juga makin membuat orang sulit tidur.
Dalam sebuah penelitian klasik yang dipimpin oleh psikolog pemenang hadiah Nobel Daniel Kahneman menemukan tidur malam yang buruk adalah salah satu dari dua faktor yang dapat merusak suasana hati pada hari berikutnya. Insomnia juga dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan depresi.
Penelitian menunjukkan, mengobati masalah tidur dapat membantu mengobati gejala depresi.
Bahaya kurang tidur tidak hanya mengintai orang dewasa, tapi juga anak-anak. Kurang tidur bisa menurunkan ingatan mereka.
Hasilnya, mereka akan lebih sulit menerima pelajaran ketika di sekolah. Hal yang sama juga berlaku pada orang dewasa.
Baca juga: Studi Buktikan Kurang Tidur Bikin Susah Menabung, Kok Bisa?
Gangguan tidur untuk waktu yang lama bisa menyebabkan perubahan struktural otak yang berhubungan dengan memori jangka panjang. Lebih jauh lagi, kurang tidur terkait dengan penyakit Alzheimer.
Beberapa penelitian menemukan, tidur bisa membantu membersihkan otak dari protein beta-amyloid yang berhubungan dengan penyakit itu.
Ada banyak bukti bahwa kurang tidur memiliki efek negatif pada jantung. Salah satu eksperimen terkait hal ini adalah para peneliti membuat orang terjaga selama 88 jam.
Selanjutnya, peneliti mengamati tekanan darah mereka. Hasilnya, tekanan darah orang yang terjaga sangat lama itu meningkat.
Selain itu, ketika peserta diizinkan untuk tidur selama 4 jam, mereka tetap memiliki denyut jantung yang lebih tinggi dibanding orang dengan tidur 8 jam.
Peneliti juga menemukan konsentrasi protein C-reaktif, penanda risiko penyakit jantung, juga meningkat pada orang yang kurang tidur.
Seperti yang kita tahu, sistem kekebalan tubuh sangat penting untuk penyembuhan luka atau melawan penyakit.
Tapi ternyata, ketika seseorang kurang tidur, sistem kekebalan tubuh menjadi tidak berfungsi baik.
Baca juga: Studi: Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
Kurang tidur dapat menghambat pertahanan alami tubuh Anda terhadap infeksi. Kurang tidur juga tampaknya membuat vaksin yang baru diterima kurang efektif.
Dengan alasan ini, biasanya orang yang kurang tidur lebih rentan terkena flu.
Menurut sebuah penelitian, orang yang kurang tidur hampir tiga kali lebih mungkin terserang flu dibanding orang yang beristirahat cukup.
Para peneliti juga menemukan bahwa gangguan tidur mencegah sel dari melawan inflamasi atau peradangan. Ini membuat kondisi seperti asma, radang sendi, hingga penyakit kardiovaskular makin sulit di atasi.
Beberapa penelitian pada orang dewasa telah menemukan hubungan yang kuat antara tidur nyenyak dan risiko terkena diabetes.
Para peneliti menyebut, tidur lebih banyak dapat membantu mengurangi risiko diabetes untuk remaja. Ini mungkin karena tidur berhubungan dengan metabolisme tubuh.
Kurang tidur pada gilirannya meningkatkan risiko resistensi insulin atau kerap disebut pra-diabetes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.