Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Nikmat dan Murah, Ini Alasan Mi Instan Berbahaya bagi Kesehatan

Kompas.com - 29/08/2020, 09:07 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Mi instan menjadi sajian favorit banyak orang karena rasa dan harganya yang relatif murah.

Meski demikian, mi instan juga dikenal sebagai makanan yang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Melansir data Healthline, mi instan memiliki kandungan sodium dan MSG yang tinggi.

Menurut ahli gizi dari University of Vermont, Rachel Johnson, asupan sodium yang terlalu tinggi bisa meningkatkan tekanan darah.

Pasalnya, sodium bisa menahan cairan di dalam tubuh yang menciptakan beban tambahan pada jantung.

Baca juga: Merasa Pegal Linu Usai Berolahraga, Begini Baiknya

"Terlalu banyak sodium juga akan meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, osteoporosis, kanker perut, dan penyakit ginjal," tambah Vermont.

Serupa degan sodium, terlalu banyak asupan MSG juga memiliki efek samping, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap zat tersebut.

MSG bisa memicu sakit kepala, memperburuk asma, menyebabkan nyeri dada atau jantung berdebar-debar.

Nutrisi mi instan

Mi instan juga diklaim sebagai makanan yang tak sehat karena kandungan nutrisinya yang rendah.

Sebagian besar mi instan cenderung rendah kalori, serat, dan protein. Sedangkan jumlah lemak, karbohidrat, dan natrium di dalamnya sangat tinggi.

Dalam sebungkus mi instan biasanya mengandung nutrisi berikut:

  • 188 gram kalori
  • 27 gram karbohidrat
  • 7 gram lemak total
  • 3 gram lemak jenuh
  • 4 gram protein
  • 0,9 gram serat
  • 861 miligram natrium
  • Tiamin: 43 persen tiamin dari rekomendasi harian
  • 12 persen folat dari rekomendasi harian
  • 11 persen mangan dari rekomendasi harian
  • 10 persen besi dari rekomendasi harian
  • 9 persen niacin dari rekomendasi harian
  • 7 persen dari riboflavin.

Baca juga: Efek Kortisol Tinggi dan Cara Mengatasinya

Karena nutrisinya yang rendah, terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa memicu pola makan yang buruk.

Riset 2014 yang dilaporkan oleh laman Healthline membuktikan, mengonsumsi mi instan terlalu sering bisa menyebabkan kekurangan nutrisi tertentu.

Riset dilakukan dengan meneliti pola makan 10.711 orang dewasa. Dalam riset tersebut, peneliti menemukan, mengonsumsi mi instan setidaknya dua kali seminggu bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik.

Kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Mengonsumsi mi instan berlebihan juga menyebabkan penurunan asupan protein, kalsium, vitamin C, fosfor, zat besi, niasin, dan vitamin A.

Selain itu, mengonsumsi mi instan bisa menyebabkan penurunan kadar vitamin D. Kondisi ini bisa memicu obesitas dan berbagai penyakit kronis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau