Ketika seseorang memiliki perasaan kuat seperti takut, kagum, ngeri, atau terangsang secara seksual, tubuh secara alami mengeluarkan hormon yang bikin merinding.
Refleks serupa juga dimiliki hewan berbulu. Binatang bulunya akan berdiri saat merasa terancam.
Karena manusia tidak memiliki bulu sebanyak binatang, tidak semua bagian tubuh manusia tampak merinding saat mengalami kondisi emosional tertentu.
Selain merinding, emosi yang kuat biasanya juga disertai gejala:
Baca juga: Kenapa Mata Bintitan?
Kulit manusia memiliki zat yag disebut keratin. Zat tersebut berfungsi melindungi tubuh dari infeksi.
Jika produksi keratin terlalu banyak, seseorang disebut memiliki kondisi keratosis pilaris.
Keratosis pilaris dapat membuat kantong kelenjar tempat rambut tumbuh (folikel) tersumbat.
Setiap orang bisa terkena keratosis pilaris. Namun, penyakit ini lebih kerap menyerang anak-anak.
Selain merinding, gejala keratosis pilaris di antaranya:
Keratosis pilaris bukanlah kondisi yang berbahaya. Masalah kulit ini tidak ada obatnya dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Baca juga: Kenapa Jantung Berdebar Kencang Tanpa Sebab Jelas?
Seseorang bisa merinding saat kejang. Kondisi ini tidak lazim, namun jamak dialami penderita epilepsi lobus temporal.
Penderita epilepsi lobus temporal umunya mengalami kejang dari bagian otak yang mengontrol emosi.
Merinding karena kejang biasanya juga disertai gejala:
Kejang pada penderita epilepsi lobus tempora biasanya berlangsung selama dua menit.
Konsultasikan ke dokter jika kejang kerap kambuh. Tenaga kesehatan akan merekomendasikan jenis perawatan yang tepat untuk mengatasinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.