KOMPAS.com – Pelvic organ prolapse adalah ketika satu atau lebih organ di panggul turun dari posisi normalnya dan menonjol ke dalam vagina.
Organ yang turun bisa berupa rahim, usus, kandung kemih, atau bagian atas vagina.
Pelvic organ prolapse atau dikenal juga dengan turun peranakan tidak mengancam nyawa, tetapi dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Baca juga: Cara Merapatkan Vagina Setelah Melahirkan Secara Normal
Melansir NHS, terdapat sejumlah gejala yang bisa membuat seseorang menyadari bahwa dirinya mengalami pelvic organ prolapse atau prolapse organ panggul.
Jika Anda mendapati salah satu dari gejala ini, akan lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan:
Terkadang prolaps organ panggul tidak memiliki gejala dan ditemukan saat pemeriksaan internal yang dilakukan karena alasan lain, seperti skrining serviks.
Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Vagina
Prolaps organ panggul terjadi ketika kelompok otot dan jaringan yang biasanya menopang organ panggul, yang disebut dasar panggul, melemah dan tidak dapat menahan organ di tempatnya dengan kuat.
Sejumlah hal dapat melemahkan dasar panggul Anda dan meningkatkan kemungkinan Anda mengembangkan prolaps organ panggul.
Beberapa hal tersebut termasuk:
Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Nyeri Haid Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Terdapat 4 jenis utama pelvic organ prolapse yang dapat terjadi.
Apa saja?
Wanita imungkinkan bisa memiliki lebih dari 1 jenis prolaps ini pada saat yang bersamaan.
Prolaps organ panggul biasanya akan diklasifikasikan dalam skala 1 sampai 4 untuk menunjukkan seberapa parahnya, dengan 4 adalah prolaps parah.
Berikut perbedaan stadium prolaps organ panggul:
Baca juga: Waspadai Nyeri Haid yang Mengarah pada Gejala Endometriosis
Melansir Women's Health, perawatan untuk prolaps organ panggul bisa berbeda-beda tergantung pada jenis prolaps yang dialami, gejala, usia, masalah kesehatan lainnya, dan apakah aktif secara seksual.