KOMPAS.com - Lambung manusia dirancang bisa menghasilkan cairan asam dan enzim untuk membantu mencerna makanan.
Namun, gangguan pencernaan membuat cairan yang seharusnya berada di lambung atau perut tersebut, naik ke kerongkongan.
Gangguan kesehatan ini dikenal sebagai penyakit asam lambung.
Jika sudah parah atau kronis, seseorang dikatakan mengidap gastroesophageal reflux disease (GERD).
Menurut American Cancer Society, penderita penyakit asam lambung atau GERD memiliki lebih berisiko terkena penyakit kanker, terutama kanker kerongkongan dan tenggorokan.
Baca juga: Penyebab Asam Lambung Sering Naik di Malam Hari dan Cara Mengatasinya
Naiknya asam lambung ke bagian kerongkongan atau tenggorokan lambat laun dapat merusak lapisan dalam bagian saluran pernapasann
Hal itu bisa menyebabkan sel skuamosa atau sel pelapis kulit di saluran pernapasan berganti menjadi sel kelenjar.
Perubahan sel tidak normal atau sel abnormal di saluran kerongkongan ini dikenal sebagai barrett esophagus.
Semakin lama seseorang menderita penyakit asam lambung, semakin besar kemungkinannya mengalami barret esophagus.
Baca juga: 4 Pertolongan Pertama Saat Asam Lambung Naik
Kebanyakan penderita barrett esophagus mengalami gejala asam lambung naik. Tapi, ada juga yang tidak bergejala sama sekali.
Penderita barret esophagus lebih rentan terkena kanker esofagus dan kanker saluran pernapasan atas seperti kanker tenggorokan.
Pasalnya, pertumbuhan sel abnornal yang terus-menerus tidak ditangani bisa berubah menjadi sel prakanker, dan bisa berkembang menjadi kanker.
Dengan begitu, lebih cepat kondisi barrett esophagus terdeteksi, penyakit kanker bisa dicegah.
Baca juga: Jenis Makanan yang Harus Dihindari Penderita Asam Lambung
Namun, ada kabar baik. Kemungkinan penderita gangguan asam lambung dengan kondisi barrett eshophagus untuk menderita kanker cukup kecil.