Penelitian lain yang melihat hubungan antara media sosial dan rasa depresi dipublikasikan dalam pertemuan tahunan Association for Psychological Science di San Francisco tahun 2018.
Dalam studi tersebut, para peneliti mencoba mengamati sekitar 500 mahasiswa yang aktif menggunakan Facebook, Twitter, Instagram, dan Snapchat.
Para peneliti berkesimpulan, bukan alasan orang menggunakan media sosial yang dapat memicu depersi.
Baca juga: Ini Pentingnya Orangtua Perlu Batasi Penggunaan Media Sosial Anak
Depresi dapat terjadi karena cara menggunakan media sosial.
Setidaknya ada 5 perilaku penggunaan media sosial yang bisa memicu depresi.
Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.
Media sosial membuat Anda lebih mudah membandingkan kehidupan dengan orang lain.
Dilansir dari Business Insider, media sosial membuat kita percaya bahwa setiap orang mempunyai kehidupan yang lebih sempurna daripada yang saat ini kita miliki.
Sebuah penelitian tahun 2018 menemukan bahwa banyak siswa membandingkan diri mereka di media sosial dan mencari umpan balik positif dari teman sebayanya.
Media sosial memang dapat mendekatkan yang jauh. Tapi, di lain sisi, media sosial juga dapat menyebabkan Fear of Missing Out (FOMO) atau takut ketinggalan.
Jika sudah begitu, Anda akan lebih sering melihat media sosial agar tidak ketinggalan apapun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.