KOMPAS.com - Stres memang terbukti dapat memicu berbagai masalah kesehatan, seperti insomnia, penambahan berat badan, hingga tekanan darah.
Faktanya, stres tidak selalu memicu hal buruk. Adakalanya, stres justru mendatangkan hal positif untuk diri kita.
Memang stres kronis bisa menyebabkan berbagai gangguan bagi fisik dan mental kita.
Baca juga: Mengenal Detoks Dopamin, Cara Lepaskan Diri Kesenangan Sementara
Akan tetapi, stres yang terjadi dalam batasan wajar akan mendatangkan berbagai keuntungan, seperti berikut:
Rasa gugup dan panik yang muncul karena stres sedang juga bisa meningkatkan kinerja otak.
Pasalnya, stres bisa memperkuat hubungan antara neuron di otak, meningkatkan daya ingat dan rentang perhatian, serta membantu meningkatkan produktivitas.
Riset dari University of Berkeley yang melakukan uji coba pada tikus juga membuktikan, stres singkat menyebabkan sel induk di otak berkembang biak menjadi sel saraf baru.
Hal ini bisa memicu peningkatan kinerja mental setelah dua minggu. Performa otak yang lebih baik bisa meningkatkan kinerja otak saat stres.
Saat stres, tubuh akan mengeluarkan respons "fight atau flight". Respon tersebut sebenarnya dirancang untuk melindungi kita, baik dari cedera atau ancaman lainnya.
Tak hanya itu, stres juga memicu pengeluaran hormon tertentu. Dalam jumlah yang wajar, hormon stres juga membantu melindungi dari infeksi.
Stres sedang merangsang produksi bahan kimia yang disebut interleukin dan memberi dorongan dengan cepat pada sistem kekebalan untuk melindungi dari penyakit.
Menurut psikolog Deborah Serani, stres jangka pendek dapat meningkatkan energi.
Serani juga mengatakan, stres juga bisa memberikan motivasi, mempertajam indera, dan membantu pemecahan masalah.
"Stres yang baik sebenarnya menciptakan jalur saraf baru dan merangsang endorfin yang sehat," ucap Serani.
Bagi ibu hamil, stres kronis memang bisa berdampak negatif bagi ibu dan bayi. Meski demikian, stres dalam batasan wajar juga bisa memberi sisi positif.
Hal ini telah dibuktikan oleh riset dari Johns Hopkins 2006 telah membuktikannya.
Riset tersebut meneliti 137 wanita yang sedang berada di trimester dua masa kehamilan.
Baca juga: 6 Penyakit yang Bisa Hilangkan Keseimbangan Tubuh
Dari riset tersebut, peneliti membuktikan bayi yang lahir dari wanita yang mengalami stres ringan di masa kehamilan memiliki keterampilan perkembangan awal yang lebih baik pada usia 2 tahun dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang tidak mengalami stres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.