Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/03/2021, 08:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Pneumonia adalah penyakit peradangan yang menyerang salah satu atau kedua bagian paru-paru.

Penyebab pneumonia kebanyakan berasal dari infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Lantas, apakah pneumonia termasuk penyakit menular? Simak penjelasan berikut.

Baca juga: 3 Penyebab Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Apakah pneumonia menular?

Dilansir dari Healthline, pneumonia bisa menular atau tidak sangat tergantung penyebab mendasar penyakit.

Pneumonia yang disebabkan infeksi virus dan bakteri dapat menular. Sedangkan pneumonia yang disebabkan infeksi jamur tidak menular.

Jenis pneumonia yang bisa menular adalah pneumonia yang disebabkan infeksi bakteri.

Beberapa jenis kuman penyebab pneumonia bakteri dan bisa menular di antaranya:

  • Methicillin resistant staphylococcus aureus (MRSA) pneumonia
  • Streptococcal pneumonia
  • Walking pneumonia
  • Chlamydial pneumonia

Baca juga: Kenali Apa Itu Pneumonia, Gejala, dan Penyebabnya

Dokter biasanya meresepkan obat antibiotik untuk menyembuhkan pneumonia yang disebabkan bakteri.

Setelah pengobatan berjalan dan demam sudah hilang, penyakit ini sudah tidak menular.

Selain pneumonia bakteri, pnemonia yang disebabkan oleh infeksi virus juga dapat menular.

Virus yang bisa menjadi penyebab pneumonia yang menular di antaranya:

  • Influenza (virus flu)
  • Respiratory syncytial virus (RSV)
  • Virus corona SARS-CoV-2 (penyebab Covid-19)

Pneumonia yang disebabkan infeksi virus biasanya juga sudah tidak menular apabila gejala demam sudah sembuh. 

Sementara itu, pneumonia yang disebabkan infeksi jamur tidak menular.

Pneumonia aspirasi yang disebabkan terhirupnya cairan ke paru-paru karena penyakit stroke dan gangguan saraf biasanya juga tidak menular.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Pneumonia yang Rentan Serang Anak-anak dan Lansia

Penularan pneumonia

Melansir NHS, bakteri dan virus penyebab pneumonia bisa terhirup dan masuk ke hidung dan tenggorokan.

Dari situ, penyakit bisa menular ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara.

Kuman yang hinggap di cairan dari saluran pernapasan (droplet) tersebut bisa berada di udara dan terhirup dan menulari orang lain.

Selain itu, droplet juga bisa menempel di benda yang terkontaminasi kuman pneumonia.

Apabila benda ini tidak sengaja tersentuh lantas orang tersebut menyentuh mulut, hidung, atau mata, orang ini bisa tertular pneumonia.

Baca juga: 8 Gejala Radang Paru-paru yang Pantang Disepelekan

Cara mencegah pneumonia

Terdapat beberapa cara untuk mencegah pneumonia, di antaranya:

  • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau bersihkan tangan dengan hand sanitizer. Terutama sebelum makan, setelah batuk dan bersin, sebelum menyiapkan makanan, atau setelah menyentuh uang.
  • Tidak berbagi alat makan dengan orang lain
  • Melakukan vaksinasi pneumonia
  • Batasi kontak dengan orang yang sakit
  • Tidak merokok
  • Jaga kesehatan tubuh dengan olahraga rutin dan pola makan sehat

Konsultasikan dengan dokter terkait vaksin pneumonia yang tepat untuk mencegah penyakit ini.

Saat ini tersedia beberapa jenis vaksin untuk mencegah pneumonia yang disebabkan bakteri dan virus.

Baca juga: Kenali Penyebab Penyakit Emfisema yang Bisa Merusak Paru-paru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau