KOMPAS.com - Human papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling kerap diabaikan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hampir setiap orang yang aktif secara seksual tetapi tidak mendapat vaksin HPV rentan terinfeksi virus ini.
Infeksi HPV memang bisa hilang dengan sendirinya. Namun, infeksi HPV merupakan faktor risiko yang berpotensi serius untuk jenis kanker tertentu.
Baca juga: Yang Terjadi Pada Tubuh saat Kita Mengonsumsi Alkohol
Ada lebih dari 100 jenis HPV. Sekitar 40 jenis ditularkan secara seksual.
HPV risiko rendah dapat menyebabkan kutil. Virus tersebut umumnya menghasilkan sedikit atau tidak ada gejala.
HPV risiko tinggi adalah bentuk virus yang lebih agresif yang mungkin memerlukan perawatan medis.
Terkadang, jenis virus tersebut juga dapat menyebabkan perubahan sel yang dapat menyebabkan kanker.
Pria yang terinfeksi HPV biasanya memiliki gejala berupa munculnya kutil di bagian penis, skrotum, atau dubur.
Kutil juga bisa terjadi di bagian belakang tenggorokan Anda.
Jika Anda melihat adanya perubahan kulit yang tidak normal di area ini, segera temui dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Baik pria maupun wanita dapat tertular HPV dari hubungan seks vaginal, anal, atau oral dengan seseorang yang terinfeksi.
Kebanyakan orang yang terinfeksi HPV tanpa sadar menularkannya ke pasangannya karena sulit mendeteksi aanya virus ini di tubuh.
Faktor risiko yang menyebabkan pria terinfeksi HPV:
Saat ini tidak ada obat untuk HPV. Namun, sebagian besar masalah kesehatan yang disebabkan oleh HPV dapat diobati.
Jika Anda memiliki kutil kelamin, dokter biasanya akan menggunakan berbagai obat topikal dan oral untuk mengobati kondisi tersebut.
Kanker terkait HPV juga dapat diobati, terutama bila didiagnosis pada tahap awal.
Cara terbaik untuk mengobati infeksi HPV adalah intervensi dini.
Jadi, Anda harus segera ke dokter jika mengalami gejala yang tidak biasa.
Baca juga: 5 Penyebab Penyakit Malaria dan Penularannya
Cara terbaik untuk membantu melindungi diri Anda dari HPV adalah dengan mendapatkan vaksinasi.
Anda juga dapat mengurangi risiko infeksi dengan cara berikut: