Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab Kanker Paru-paru Selain Merokok

Kompas.com - 27/07/2021, 07:33 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Tak bisa dipungkiri, merokok sejauh ini menjadi penyebab utama kanker paru-paru.

Tapi tetap saja, merokok bukan satu-satunya penyebab kanker paru-paru yang bisa terjadi.

Ada beberapa hal atau kondisi lain yang bisa juga menjadi penyebab kanker paru-paru pada seseorang.

Baca juga: 8 Gejala Kanker Paru-paru yang Sering Muncul

Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab kanker paru-paru pada orang yang tidak merokok untuk diwaspadai:

1. Paparan gas radon

Melansir Health, gas radon telah diidentifikasi sebagai penyebab utama kanker paru-paru setelah merokok.

Gas radon merupakan produk sampingan dari penguraian uranium. Gas ini dapat ditemukan di udara di sekitar kita dan pada umumnya tidak berbahaya.

Bahaya datang ketika gas radioaktif yang terjadi secara alami ini terperangkap dan terkonsentrasi, seperti yang dapat terjadi di tambang, sumur, atau di lantai bawah beberapa rumah. Itupun harus lama-lama terkena paparan.

Karena radon tidak dapat dilihat dan tidak berbau, satu-satunya cara untuk mengetahui keberadaan radon adalah dengan mengujinya.

Jika dalam pengujian diketahui kadar gas radon dalam suatu tempat terlalu tinggi, hal itu bisa dikurangi.

2. Terpapar asap rokok atau menjadi perokok pasif

Sekitar 15 persen sampai 35 persen dari kanker paru-paru pada orang bukan perokok mungkin disebabkan oleh asap rokok.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

Ada dua jenis asap rokok yang bisa membahayakan para perokok pasif.

Asap sidestream adalah asap yang muncul ketika perokok pasif menghirup asap dari rokok atau cerutu orang lain yang menyala.
Sedangkan asap mainstream adalah asap yang dihembuskan dari perokok. Di antara keduanya, asap sidestream dilaporkan lebih beracun.

Beberapa kelompok perokok pasif bahkan dilaporkan lebih rentan terkena kanker paru-paru dari perokok pasif. Mereka adalah orang-orang yang terpapar asap rokok sejak masa kanak-kanak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com