Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Hiperplasia Endometrium yang Bisa Memicu Kanker Pada Wanita

Kompas.com - 21/08/2021, 10:35 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Hiperplasia endometrium adalah suatu kondisi di mana endometrium (lapisan rahim) menebal secara tidak normal.

Kondisi ini membuat lapisan rahim (endometrium) menjadi sangat tebal karena memiliki terlalu banyak sel (hiperplasia).

Kondisi ini bukan termasuk penyakit kanker. Tetapi pada wanita dalam kondisi tertentu, hal ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker endometrium, sejenis kanker rahim.

Gejala utama hiperplasia endometrium adalah perdarahan menstruasi yang tidak normal. Karena itu, Anda harus segera memeriksakan di ke dokter ketika mengalami hal berikut:

  • Pendarahan menstruasi yang lebih berat atau lebih lama dari biasanya.
  • Siklus menstruasi (jumlah waktu antara periode) yang lebih pendek dari 21 hari.
  • Pendarahan menstruasi di antara periode menstruasi.
  • Tidak mengalami menstruasi (premenopause).Perdarahan uterus pasca menopause.

Baca juga: 4 Gejala Ambeien pada Pria, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Apa penyebabnya?

Hiperplasia endometrium disebabkan oleh terlalu banyak estrogen atau tidak cukup progesteron. Kedua hormon ini berperan dalam siklus menstruasi.

Estrogen membuat sel tumbuh, sedangkan progesteron menandakan pelepasan sel. Ketidakseimbangan hormon ini dapat menghasilkan terlalu banyak sel atau sel abnormal.

Obesitas juga berkontribusi pada peningkatan kadar estrogen. Jaringan adiposa (penyimpanan lemak di perut dan tubuh) dapat mengubah hormon penghasil lemak menjadi estrogen.

Hal inilah yang memicu peningkatan kadar estrogen dalam sirkulasi, yang pada akhirnya meningkatkan risiko hiperplasia endometrium.

Komplikasi

Semua jenis hiperplasia dapat menyebabkan perdarahan abnormal dan berat yang dapat membuat penderitanya mengalami anemia. Anemia berkembang ketika tubuh Anda tidak memiliki cukup sel darah merah yang kaya zat besi.

Hiperplasia endometrium atipikal yang tidak segera diobati dapat memicu kanker, khususnya kanker endometrium.

Dalam kebanyakan kasus, hiperplasia endometrium bisa diobati. Karena itum, Anda yang mengalami penyakit ini harus rutin berkonsultasi ke dokter.

Baca juga: Bagaimana Resistensi Insulin Bisa Berkembang Menjadi Diabetes?

Cara mencegah

Langkah-langkah tertentu dapat mengurangi risiko Anda terkena hiperplasia endometrium. Berikut langkah-langkah tersebut:

  • Gunakan progesteron bersama dengan estrogen setelah menopause (jika Anda menggunakan terapi hormon).
  • Minum pil KB.
  • Berhenti merokok.
  • Pertahankan berat badan yang sehat.

Sementara itu, pengobatan penyakit ini biasanya dilakukan dengan pemberian progestin dalam bentuk pil, suntikan, krim vagina, atau alat kontrasepsi.

Jika risiko terkena kanker sangat besar, dokter biasanya menyarakan histerektomi. Histerektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat rahim (uterus).

Wanita yang menjlani metode pengobatan ini biasanya tidak akan bisa hamil lagi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau