Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2021, 20:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vulvodynia adalah kondisi nyeri kronis pada vulva yang ditandai dengan nyeri yang berlangsung lebih dari tiga bulan.

Rasa sakit ini tidak memiliki penyebab yang jelas dan berdampak negatif pada kehidupan wanita.

Perawatan untuk vulvodynia membutuhkan waktu dan dapat mencakup kombinasi obat-obatan topikal, obat-obatan oral, dan terapi fisik.

Baca juga: 5 Penyebab Vagina Sakit Setelah Berhubungan Seks dan Cara Mengatasinya

Penyebab

Tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan vulvodynia, tetapi beberapa faktor penyebabnya meliputi:

  • Cedera atau iritasi saraf di sekitar daerah vulva
  • Infeksi vagina sebelumnya
  • Alergi atau kulit sensitif
  • Perubahan hormonal
  • Kejang atau kelemahan otot di dasar panggul yang menopang rahim, kandung kemih, dan usus

Gejala

Gejala utama vulvodynia adalah rasa sakit di area genital, yang dapat ditandai sebagai:

  • Rasa terbakar
  • Rasa sakit
  • Pedas
  • Lemas
  • Hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia)
  • Denyutan
  • Gatal

Rasa sakit kadang terjadi konstan atau sesekali.

Pada beberapa kasus, rasa sakit terjadi hanya ketika area sensitif disentuh (diprovokasi).

Baca juga: Pakai Minyak Zaitun untuk Pelumas Vagina, Boleh atau Tidak?

Diagnosis

Diagnosis vulvodynia dilakukan dengan mengesampingkan kondisi lain yang mungkin menyebabkan rasa sakit.

Dokter akan bertanya tentang riwayat medis, gejala, waktu terkena gejala, dan seberapa parah sakitnya.

Pemeriksaan area vulva bisa termasuk menyentuh area di sekitar vulva dengan kapas untuk mengevaluasi lokasi dan intensitas nyeri.

Pemeriksaan panggul akan diselesaikan untuk menilai otot dasar panggul dan membantu mengidentifikasi area nyeri lainnya.

Beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan ialah:

  • Penyeka (swab) untuk menguji infeksi
  • Biopsi, pemeriksaan jaringan yang diambil dari area yang terkena

Jika mengalami nyeri di area genital, segera rujuk ke dokter.

Penting agar dokter mengesampingkan penyebab nyeri vulva yang lebih mudah diobati, seperti infeksi jamur atau bakteri, herpes, kondisi kulit prakanker, sindrom genitourinaria menopause, dan masalah medis seperti diabetes.

Perawatan

Tergantung pada gejala dan tingkat keparahannya, perawatan yang umumnya disarankan dokter meliputi:

Baca juga: Makanan yang Membantu Menjaga Kesehatan Vagina, Wanita Wajib Tahu

  • Obat topikal, seperti krim dan salep yang mengandung anestesi atau obat penstabil saraf
  • Obat oral antidepresan dan antikonvulsan, untuk mengatasi nyeri saraf
  • Blok saraf, suntikan obat yang mengganggu sinyal pengirim rasa sakit dari saraf ke otak
  • Terapi fisik, digunakan untuk pengobatan vulvodynia, tetapi tidak untuk penguatan otot
  • Vestibulektomi, prosedur pembedahan untuk mengangkat jaringan di daerah yang terasa sakit
  • Konseling

Komplikasi

Karena bisa menyakitkan, membuat frustrasi, serta bisa membuat hasrat seksual menurun, vulvodynia bisa menyebabkan masalah emosional.

Misalnya, rasa takut berhubungan seks dapat menyebabkan kejang pada otot-otot di sekitar vagina (vaginismus).

Komplikasi lain di antaranya:

  • Kecemasan
  • Depresi
  • Gangguan tidur
  • Disfungsi seksual
  • Perubahan citra tubuh
  • Masalah hubungan
  • Kualitas hidup menurun

Pencegahan

Karena penyebabnya tidak diketahui, tidak ada cara pasti untuk mencegah vulvodynia.

Baca juga: 3 Tips Memilih Pelumas Vagina yang Aman

Namun, vulvodynia dapat dicegah dengan perubahan pola hidup sehat berikut:

  • Gunakan deterjen yang sudah teruji aman pada kulit saat membersihkan pakaian dalam
  • Gunakan tisu toilet tanpa pewangi
  • Pilih celana dalam berbahan katun
  • Hindari penggunaan krim atau sabun yang mengandung wewangian pada vagina
  • Tidak berendam di kolam air panas atau kolam yang mengandung banyak klorin
  • Selalu membilas vulva dengan air setelah buang air kecil dan berhubungan intim
  • Mengenakan celana atau rok yang longgar dan sebisa mungkin tidak memakai stoking
  • Menjaga vulva tetap kering dengan menghindari duduk lama dalam pakaian renang basah atau pakaian yang lembab
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com