KOMPAS.com - Body dysmorphic disorder (BDD) atau gangguan dismorfik tubuh, adalah kondisi kesehatan mental ketika seseorang terlalu mengkhawatirkan kekurangan penampilan mereka.
Kelemahan ini sering tidak terlihat oleh orang lain.
Orang-orang dari segala usia dapat mengalami BDD, tetapi paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda.
Baca juga: 5 Efek Stres pada Penampilan yang Harus Diwaspadai
Gangguan dismorfik tubuh bisa memengaruhi pria dan wanita.
Tidak diketahui secara spesifik apa yang menyebabkan gangguan dismorfik tubuh.
Seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, gangguan dismorfik tubuh dapat diakibatkan oleh kombinasi masalah, seperti riwayat keluarga dengan gangguan tersebut, kelainan pada otak, dan pengalaman negatif tentang tubuh atau citra diri.
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko BDD, seperti:
Tanda dan gejala gangguan dismorfik tubuh meliputi:
Baca juga: Tak Hanya Berbahaya bagi Kesehatan, Merokok Juga Ganggu Penampilan
Seseorang bisa jadi terlalu fokus pada satu atau lebih bagian tubuh. Bagian yang difokuskan dapat berubah seiring waktu.
Bagian tubuh yang paling umum menurut Mayo Clinic meliputi:
Setelah evaluasi medis untuk membantu menyingkirkan kondisi medis lainnya, penyedia perawatan primer (faskes 1) dapat membuat rujukan ke profesional kesehatan mental untuk evaluasi lebih lanjut.
Diagnosis gangguan dismorfik tubuh biasanya didasarkan pada:
Rasa malu tentang penampilan dapat mencegah mencari pengobatan untuk gangguan dismorfik tubuh.
Tetapi jika memiliki tanda atau gejala, temui penyedia perawatan primer atau profesional kesehatan mental.
Baca juga: Kerap Ganggu Penampilan dan Mirip Jerawat, Apa Itu Milia?
Gangguan dismorfik tubuh biasanya tidak membaik dengan sendirinya.
Jika tidak diobati, kondisi ini dapat memburuk dari waktu ke waktu, menyebabkan kecemasan, depresi berat, dan bahkan pikiran atau perilaku untuk bunuh diri.
Perawatan untuk gangguan dismorfik tubuh sering kali mencakup kombinasi terapi perilaku kognitif dan obat-obatan.
Terapi perilaku kognitif untuk gangguan dismorfik tubuh berfokus pada:
Tidak ada obat yang secara khusus untuk mengobati gangguan dismorfik tubuh.
Obat yang digunakan untuk mengobati kondisi kesehatan mental lainnya seperti depresi dan gangguan obsesif-kompulsif bisa digunakan.
Obat tersebut adalah Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI).
SSRI lebih efektif untuk gangguan dismorfik tubuh daripada antidepresan lain dan dapat membantu mengendalikan pikiran negatif serta perilaku berulang pasien.
Baca juga: Manfaat Bulu Kemaluan bagi Tubuh
Komplikasi yang disebabkan atau terkait dengan gangguan dismorfik tubuh meliputi:
Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah gangguan dismorfik tubuh.
Namun, karena gangguan dismorfik tubuh sering dimulai pada usia remaja awal, mengidentifikasi gangguan ini lebih awal dan memulai pengobatan akan bermanfaat.
Perawatan pemeliharaan jangka panjang juga dapat membantu mencegah kekambuhan gejala gangguan dismorfik tubuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.