KOMPAS.com - Gangguan bipolar (BD) adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem.
Selama siklus menstruasi, seseorang yang mengalami gangguan bipolar mungkin mengalami gejala yang lebih buruk.
Hal ini membuat periode pramenstruasi, atau waktu sebelum menstruasi, menjadi sangat sulit bagi sebagian orang.
Baca juga: Rama Sahetapy dan Merdianti Octavia Hadir ke Rumah Duka Ray Sahetapy
Fluktuasi hormon selama siklus menstruasi mungkin bertanggung jawab untuk ini.
Lalu, apa itu gangguan bipolar?
Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati, konsentrasi, dan tingkat energi.
Perubahan ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari.
Baca juga: Tak Hanya Faktor Genetik, Berikut Berbagai Penyebab Bipolar
Melansir dari Medical News Today, gangguan bipolar biasanya didiagnosis oleh dokter, psikolog, atau psikoterapis pada masa remaja akhir atau dewasa awal.
Namun, kondisi ini juga bisa muncul selama kehamilan atau setelah melahirkan.
Meskipun gejala dapat dikelola dengan rencana perawatan, perawatan seumur hidup biasanya diperlukan.
Baca juga: Pemutihan Pajak Kendaraan di Jabar, Dedi Mulyadi: Ada yang Nunggak 18 Tahun, Mau Kapan Bayarnya?
Siklus menstruasi seseorang berlangsung kurang lebih 28 hari.
Siklus ini dipecah menjadi dua bagian, yakni fase folikular dan fase luteal.
Paruh pertama siklus adalah fase folikular.
Hal ini ditandai dengan rendahnya tingkat progesteron, hormon pro-kehamilan.
Baca juga: Ray Sahetapy Sempat Berwasiat Ingin Dimakamkan di Kampung Halamannya
Tingkat estradiol, sejenis estrogen, meningkat.