KOMPAS.com - Banyak orang berpikir stroke hanya dialami oleh orang-orang yang sudah berusia tua.
Nyatanya, tak sedikit orang yang masih berusia 20 tahunan yang mengalami stroke. Berita tentang istri Justin Biber yang baru-baru ini dilarikan ke rumah sakit, misalnya.
Hailey Baldwin yang masih berusia 25 tahun diketahui mengalami stroke iskemik.
Baca juga: Penyebab Gastritis dan Cara Mencegahnya
Ahli saraf Blake Buletko mengatakan bahwa banyak orang muda yang mengabaikan gejala stroke karena berpikir bahwa dirinya terlalu sehat.
“Mengetahui tanda-tanda peringatan dan mencari bantuan segera dapat mencegah stroke yang membatasi produktivitas Anda di masa depan,” ucap dia.
Menurut data Cleveland Clinic, sekitar 10 persen kasus stroke terjadi pada orang di bawah usia 50 tahun.
Biasanya, kondisi ini terjadi karena efek obat dan kondisi genetik tertentu.
"Stroke di usia muda juga bisa terjadi karena adanya diseksi arteri atau robekan kecil di arteri," tambahnya.
Setiap kondisi yang menyebabkan kelainan struktural jantung atau irama jantung yang tidak teratur juga meningkatkan risiko stroke.
Mereka yang mengalami gangguan pembekuan darah atau penyakit sel sabit juga rentan mengalami stroke.
Gangguan pembekuan darah bisa meningkatkan penggumpalan pada trombosit atau sel darah merah saat bergerak melalui tubuh yang dapat menyebabkan stroke.
Sementara itu, penyakit sel sabit juga bisa memicu penyumbatan arteri dan pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke secara signifikan.
Buletko menyarankan agar orang mudah lebih perhatian dengan gejala awal stroke.
“Jangan pernah berasumsi bahwa Anda bebas dari stroke,” katanya.
Berikut gejala awal stroke yang harus Anda waspadai:
Baca juga: 7 Cara Memperbaiki Suasana Hati saat Haid
Sakit kepala yang parah juga bisa menjadi tanda stroke di usia mudah, khususnya stroke hemoragik atau pendarahan di otak.
Cara terbaik untuk mencegah stroke di usia muda adalah menghindari faktor risikonya serta menerapkan pola hidup sehat.