KOMPAS.com - Tahukah Anda jika bayi di kandungan tak hanya makan, minum, dan bergerak?
Bayi yang masih bertumbuh di rahim ternyata sudah bisa buang air kecil. Namun, untuk buang air besar normalnya baru dilakukan setelah lahir.
Melansir MedlinePlus, sistem pencernaan bayi ternyata mulai terbentuk di dalam rahim sejak usia kehamilan wanita menginjak 5 minggu dan terus berkembang hingga trimester ketiga.
Diketahui, bayi tidak makan dari mulut selama di dalam kandungan, namun menyerap nutrisi ibu melalui tali pusar dan plasenta.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Obesitas, mulai dari Bayi sampai Dewasa
Tak heran, selama masa kehamilan ibu hamil selalu dianjurkan untuk memenuhi nutrisi dengan makanan bergizi yang tinggi protein, kalsium, dan zat besi.
Dokter kandungan juga merekomendasikan makanan atau suplemen tambahan yang mengandung asam folat dan vitamin.
Hal yang menarik, meski sudah mendapat asupan nutrisi dari makanan ibunya sejak di dalam kandungan, bayi tidak buang air besar (BAB) di rahim.
Bayi hanya dapat buang air kecil (BAK) atau kencing saat masih berada di dalam kandungan ibunya.
Sementara itu, bayi tidak mengeluarkan feses saat masih di kandungan. Feses atau yang disebut mekonium menumpuk di dalam usus dan baru dikeluarkan setelah bayi dilahirkan.
Normalnya, bayi akan BAB atau mengeluarkan feses pertama pada usia 1-3 hari.
Anus bayi akan mengeluarkan feses atau disebut mekonium yang berupa cairan ketuban, lendir yang tertelan saat di kandungan.
Mekonium tersebut berupa cairan berwarna hijau gelap atau hijau kehitaman. Keluarnya mekonium juga menjadi tanda bahwa usus anak Anda mampu bekerja dengan baik dan normal.
Baca juga: Kandungan ASI yang Sangat Bermanfaat untuk Bayi
Pada kasus tertentu ada bayi yang buang air besar di dalam kandungan.
Kondisi tersebut ditunjukkan dengan terbukanya lubang anus bayi dan mengeluarkan kotoran bayi atau mekonium.
Kotoran bayi dapat membuat cairan ketuban terkontaminasi yang membuat bayi keracunan jika menghirup mekonium. Hal ini mengakibatkan penyumbatan saluran pernapasan hingga iritasi paru.
Dikutip dari Baby Center, penyebab utama bayi buang air besar di dalam kandungan yaitu kurangnya aliran oksigen yang mengakibatkan janin mengalami hipoksia.
Selain itu ada faktor risiko lain yang bisa memicu bayi buang air besar di dalam rahim ibunya, antara lain:
Baca juga: Kapan Bayi Siap Menerima Makanan Padat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.